Jakarta, KabarBerita.id — Pagi hari dianggap menjadi waktu yang baik untuk berolahraga, terutama bagi kaum pekerja. Namun bukannya sehat, olahraga malah bisa meningkatkan risiko penyakit jantung jika dilakukan ketika kualitas udara buruk.
Sebelum berolahraga, ada baiknya kita mengecek kualitas udara terlebih dahulu. Penelitian dari Seoul National University College of Medicine, Korea Selatan, menemukan orang dewasa muda yang berolahraga saat kualitas udara buruk akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
“Pada kelompok dengan tingkat paparan polusi udara tinggi, meningkatkan jumlah aktivitas fisik hingga lebih dari 1.000 MET-menit/minggu, lebih dari tingkat yang direkomendasikan secara internasional untuk aktivitas fisik, dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung,” kata Seong Rae-kim, penulis pertama dalam studi, seperti dikutip dari Science Daily.
Studi yang diterbitkan di jurnal European Heart Journal ini melibatkan lebih dari 1,5 juta orang dewasa muda Korea yang tinggal di kota. Mereka menjalani pemeriksaan kesehatan selama dua periode skrining yakni 2009-2010 dan 2011-2012. Kemudian tindak lanjut skrining dilakukan pada Januari 2013-Desember 2018.
Setiap pemeriksaan kesehatan, partisipan mengisi kuesioner tentang aktivitas fisik selama seminggu. Informasi ini kemudian diubah ke satuan tugas setara metabolik (metabolic equivalent task/MET).
Peneliti juga melibatkan data dari National Ambient Air Monitoring System di Korea Selatan untuk menghitung rata-rata tahunan polusi udara terutama polutan berupa PM 2.5 dan PM 10. Paparan polusi udara dikategorikan menjadi dua yakni, tingkat rendah hingga sedang (PM 10 < 49,92 μm/m3, PM 2.5 < 26,43 μm/m3) dan tingkat tinggi (PM 10 =/> 49,92 μm/m3, PM 2.5 =/> 26,43 μm/m3).
Hasilnya, selama masa tindak lanjut skrining, peneliti menemukan sebanyak 8.706 kejadian kardiovaskular. Ada peningkatan risiko masalah kardiovaskular sebesar 33 persen pada mereka yang terpapar polusi udara PM 2.5 tingkat tinggi juga mereka yang meningkatkan aktivitas fisik. Ini dibandingkan dengan mereka yang secara fisik tidak aktif.
Akan tetapi, bukan berarti mereka yang tidak berolahraga kemudian bebas dari penyakit kardiovaskular.
Oleh karenanya, Anda perlu cek kualitas udara sebelum berolahraga. Namun, yang tidak kalah penting adalah peran pemerintah untuk berupaya meningkatkan kualitas udara.
Hati-hati saat olahraga pagi
Lalu bagaimana dengan olahraga di pagi hari? Sebagian orang menganggap kualitas udara masih terbilang baik saat pagi dan jadi waktu tepat untuk olahraga. Namun, Piotr Jakubowski, salah satu pendiri Nafas Indonesia, punya pendapat berbeda.
Tergelitik dengan hasil penelitian, ia mengungkapkan kualitas udara Jakarta serta beberapa kota dan wilayah di Indonesia. Berdasar data yang dihimpun Nafas Indonesia, rata-rata polusi PM 2.5 selama Juni 2022 di pagi hari bisa 2-3 kali lipat di atas 26 μm/m3.
Kualitas udara Jakarta rata-rata terbilang buruk meski di pagi hari. Berikut gambarannya.
Akan tetapi, tidak semua wilayah Indonesia memiliki kualitas udara buruk. Piotr menyebut ada tiga wilayah yang terbilang rendah polutan PM 2.5 selama Juni 2022.
Jam berapa pun Anda olahraga, sebaiknya cek kualitas udara terlebih dahulu. Jika memang kualitas udara terbilang baik, Anda bisa berolahraga di luar ruangan. Tapi, apabila kualitas udara buruk, sebaiknya Anda mempertimbangkan olahraga di rumah.
Untuk mengecek kualitas udara terbilang cukup mudah. Anda hanya perlu memasang aplikasi tertentu di smartphone untuk mendapat informasi tentang kualitas udara hari ini. Berikut aplikasi untuk mengecek kualitas udara antara lain, Air Visual, UdaraKita, Nafas, AirLief, dan BreezoMeter.