Cari Kapal Hilang yang Diawaki 17 WNI, Xi Jinping Minta Tambah Tim SAR

Jakarta, KabarBerita.id — Presiden China Xi Jinping mengeluarkan instruksi khusus untuk mengerahkan pasukan tambahan mencari dan menyelamatkan 39 ABK kapal ikan yang hilang di Samudra Hindia baru-baru ini.

Sebanyak 17 orang dari total 39 kru kapal merupakan warga negara Indonesia (WNI).

“Tiga puluh sembilan awak kapal hilang dan operasi pencarian dan penyelamatan darurat sedang berlangsung,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, dalam jumpa pers rutin pada Kamis (18/5).

“Pemerintah China telah menjadikan penyelamatan kru sebagai prioritas utama. Presiden Xi Jinping membuat instruksi khusus untuk mengerahkan pasukan penyelamat tambahan, berkoordinasi dengan bantuan pencarian, dan penyelamatan laut internasional dan melakukan upaya penyelamatan habis-habisan,” papar Wenbin menambahkan.

Kapal nelayan jarak jauh China, Lupeng Yanyu 028 terbalik dan hilang saat berlayar melewati bagian tengah Samudra Hindia pada 16 Mei lalu.

Selain Xi, Perdana Menteri Li Qiang juga menginstruksikan koordinasi cepat dengan pasukan terkait untuk melakukan upaya penyelamatan habis-habisan.

Operasi tersebut telah menarik perhatian dari seluruh wilayah. Negara-negara seperti Australia, India, Sri Lanka, Indonesia, Maladewa, dan Filipina telah memberikan bantuan darurat dan mengirimkan tim untuk mencari kapal dan awak yang hilang.

Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, mengatakan pihaknya juga telah menerima informasi dari Kedutaan Besar (Kedubes) China di Jakarta terkait insiden ini

“Kapal tersebut berawak total 39 orang terdiri dari 17 warga negara China, 17 WNI dan 5 warga negara Filipina,” kata Judha dalam pernyataan resmi, Rabu.

Menyoal kapal hilang itu, Judha mengatakan Kemlu telah berkoordinasi dengan Basarnas. Berdasarkan penjejakan pancaran sinyal suar radio indikasi posisi darurat (Emergency Positional Indicator Radio Beacon/EPIRB), lokasi kapal berada di Samudera Hindia.

“Mengingat lokasi tersebut berada dalam koordinasi SAR Australia, Basarnas telah berkomunikasi dengan [Australian Maritime Safety Authority] AMSA Australia,” ungkap Judha.

Judha mengatakan Kemlu telah berkoordinasi dengan Basarnas. Berdasarkan penjejakan pancaran sinyal suar radio indikasi posisi darurat (Emergency Positional Indicator Radio Beacon/EPIRB), lokasi kapal berada di Samudera Hindia.

“Mengingat lokasi tersebut berada dalam koordinasi SAR Australia, Basarnas telah berkomunikasi dengan [Australian Maritime Safety Authority] AMSA Australia,” ungkap Judha.

AMSA kemudian melakukan operasi SAR di sekitar lokasi dengan mengerahkan pesawat, kapal, dan meminta dukungan dari kapal niaga yang sedang berlayar di sekitar lokasi.

“Berdasarkan informasi AMSA, kapal telah ditemukan dalam keadaan terbalik,” kata Judha lagi.

Tinggalkan Balasan