Jakarta, KabarBerita.id — Negara China mencabut janji untuk tak mengerahkan pasukan ke Taiwan, membuka kemungkinan Negeri Tirai Bambu mengirimkan militer ke kawasan tersebut.
“Kami tak menutup kemungkinan penggunaan pasukan, dan siap mengambil berbagai opsi yang ada,” demikian kutipan buku putih terbaru China yang dirilis pada Rabu (10/8).
Dalam buku putih itu China mengklaim siap menyatukan kembali Taiwan secara resmi ke kedaulatannya dengan jalan damai. Namun mereka tak segan menggunakan pasukan jika ada yang membangkang.
“Kami hanya akan mengambil tindakan drastis untuk merespons provokasi dari elemen separatis ataupun pasukan eksternal jika mereka melewati batasan.”
Dalam dua buku putih China sebelumnya yang dirilis pada 1993 dan 2000, Beijing menyatakan “tak akan mengirim pasukan ataupun personel pemerintahan untuk ditempatkan di Taiwan” setelah keduanya bersatu.
Namun pernyataan itu tak tercantum dalam buku putih terbaru China, padahal janji itu bertujuan untuk meyakinkan Taiwan bakal mendapatkan otonomi jika mau bergabung kembali.
Tak hanya itu, sejumlah pernyataan dalam buku putih pada 2000 juga tak ada lagi di versi terbaru.
Salah satu klausul yang hilang berbunyi, “Semua hal bisa dinegosiasikan ” selama Taiwan mengaku hanya ada satu China dan tidak ingin memerdekakan diri.
Selain itu, dokumen tersebut juga menegaskan bahwa China tak bakal menoleransi ‘aktivitas separatis’ di Taiwan.
“Kami siap memberikan ruang yang luas untuk reunifikasi yang damai, tetapi kami tidak akan membiarkan aktivitas separatis dalam bentuk apapun,” demikian isi dokumen itu, seperti dikutip AFP.
Taiwan sendiri hidup di bawah ancaman invasi China sejak 1949, kala keduanya berpisah akibat perang sipil. Kala itu, pemerintahan Republik China (ROC) mengungsi ke Taiwan setelah pemimpin Partai Komunis China (PKC) Mao Zedong memenangkan perang.