Manggar, KabarBerita.id — Peringatan Malam Nuzulul Qur’an 17 Ramadan 1444 Hijriah Pemerintah Kabupaten Belitung Timur berlangsung di Mesjid Agung Darussalam Manggar, Jum’at (7/4/23) Malam. Sayangnya, hanya segelintir jemaah yang mengikuti kegiatan tersebut.
Kondisi yang terjadi dari tahun ke tahun setiap Peringatan Malam Nuzulul Qur’an ini pun menjadi sorotan dari Bupati Beltim Burhanudin. Padahal menurutnya di pertengahan hingga akhir Ramadan Umat Islam harus lebih mempertebal keimanan dan memperbanyak ibadah.
“Kita ini kurang kesadaran untuk sama-sama memperingati Nuzulul Qur’an, malam pertama diturunkannya Al-Qur’an. Padahal Al-Qur’an dan Hadist adalah tuntunan dan pedoman kita sebagai umat Islam,” kata Aan sapaan Burhanudin.
Adanya perbedaan tafsir antara Peringatan Nuzulul Qur’an pada 17 Ramadan atau 21 Ramadan, sepatutnya tidak dijadikan alasan untuk tidak merayakan peringatan Nuzul Qur’an.
“Memang tergantung versi pemahaman. Makanya kita coba untuk mengkoreksi dan mengevaluasi baik dari seluruh BKM yang ada untuk kita sama-sama meramaikan dan kembali menggiatkan Nuzulul Qur’an ini,” ujar Aan.
Sementara itu Ustadz Sandi yang menjadi Penceramah dalam Malam Peringatan Nuzulul Qur’an menekankan pentingnya banyak-banyak mengamalkan Al Qur’an dan Hadist. Dia pun berpesan agar umat Islam dapat menjadikan Al-Qur’an sebagai tuntunan hidup.
“Kita hidup di jaman fitnah. Kalau ingin selamat dunia dan akherat di jaman ini, banyak-banyaklah beramal sholeh amal sholeh itu rambu-rambunya dan tuntunannya ada di dalam Al-Quran dan Hadist,” kata Sandi.
Untuk itulah, Sandi menekankan penting bagi umat Islam untuk tahu sejarah awal mula diturunkannya Al Qur’an, membaca dan mengamalkan Al-Qur’an.
“Jadi kalau kita ingin selamat hidupkanlah amaliyah, baik di rumah tangga serta di lingkungan masyarakat kita dengan Al-Quran,” ujar Sandi.