LOMBOK BARAT, Kabarberita.id– Relawan dari BSMI Kalimantan Timur membuat sejumlah kegiatan untuk mengatasi rasa trauma (trauma healing) bagi anak korban gempa Lombok. Acara digelar di Desa Guntur Macan, Lombok Barat pada Jumat (10/8/2018).
Dijelaskan, kegiatan trauma healing dipilih karena kemungkinan peristiwa gempa yang terjadi dapat menimbulkan dampak bagi pertumbuhan pada anak. Terutama hal yang terkait psikologis dan sosio-emosionalnya.
Diikuti sebanyak 73 anak, berbaga senam otak, menggambar bebas, minum susu dan terapi sederhana.
Selain trauma healing, sejumlah kegiatan lain juga digelar BSMI, diantaranya progres RSL, mobile clinic di 7 titik desa di Lombok Barat dan Utara, dan satu titik desa di Lombok Timur untuk pelayanan dokter spesialis.
Dalam penanganan pasca bencana tersebut, sejumlah dokter diturunkan langsung, yakni dr H. AHMAD Hadi wijaya Sp. A,.M.Kes, dr. H. Andi Hasyim Asy’ari, Sp. M.,M.Kes, dr. H. Muhammad Arman Amar, Sp. THT-KL. ,M.Kes, dr. H. SYAIFUL Kamil Sp. B.,M.KES.,Finac, Said Hamdi Assegaf Amd.Kep dan Joko Sugiyanto.
Sebagai informasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban akibat gempa 7 SR di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah menjadi 321 orang meninggal dunia.
“Sebanyak 321 orang meninggal tersebut semuanya sudah diverifikasi. Adanya laporan-laporan tambahan jumlah korban meninggal dunia masih dilakukan verifikasi,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers pada Jumat (10/8/2018).
Dia mengatakan ada potensi jumlah korban tewas itu bertambah. Saat ini petugas masih melakukan verifikasi atas laporan-laporan korban tambahan. 321 orang yang jadi korban itu tersebar di Kabupaten Lombok Utara 273 orang, Lombok Barat 26 orang, Lombok Timur 11, Kota Mataram 7, Lombok Tengah 2, dan Kota Denpasar 2 orang.
Sementara, saat ini jumlah pengungsi ada 270.168 orang yang tersebar di ribuan titik. Jumlah ini juga diperkirakan bertambah mengingat pendataan yang masih dilakukan.