Jakarta, KabarBerita.id — Dugaan intervensi Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam rencana pengambilalihan pucuk pimpinan Partai Demokrat membuat Presiden Joko Widodo bereaksi. Moeldoko diketahui telah ditegur Jokowi atas kegaduhan yang ditimbulkan tersebut.
Teguran dari Jokowi terhadap Moeldoko itu diungkapkan Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief. Andi berharap Mantan Panglima TNI itu tak mengusik kembali Partai Demokrat.
“KSP Moeldoko sudah ditegur Pak Jokowi. Mudah-mudahan tidak mengulangi perbuatan tercela terhadap Partai Demokrat,” kata Andi lewat akun Twitter @Andiarief__ pada Jumat (5/2).
Andi juga menyindir beberapa kader senior Demokrat yang mendukung Moeldoko untuk ambil alih kepemimpinan dari AHY. Dia menilai langkah senior Demokrat sebagai sisa feodalisme.
“Buat beberapa senior partai yang kecewa dan kurang legowo dipimpin generasi muda (AHY), kami maklumi. Itu sisa-sisa feodalisme, tugas partai untuk mendidik,” ujar Andi.
Meski demikian, Moeldoko sendiri belum angkat suara mengenai teguran dari Jokowi tersebut. Namun, hingga berita ini tayang, keduanya belum memberikan keterangan.
Moeldoko sendiri dituduh berencana mengkudeta jabatan Ketum Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melalui mekanisme Kongres Luar Biasa (KLB). AHY mengumumkan ihwal rencana kudeta tersebut pada konferensi pers yang digelar di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta pada Senin (1/2) lalu.
AHY menyebut ada gerakan inkonstitusional yang ingin merebut paksa Partai Demokrat oleh orang di lingkaran Presiden Jokowi. Bahkan, AHY sudah mengirim surat kepada Jokowi perihal dugaan kudeta tersebut.
Berdasarkan pengakuan beberapa kader Demokrat, Moeldoko bekerja sama dengan eks kader Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin hingga kader aktif Demokrat Jhoni Allen Marbun.
Mereka sempatkan menemui beberapa pengurus daerah Demokrat di Hotel Aston, Kuningan pada 27 Januari 2020 lalu.
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menuding upaya kudeta yang dilakukan Moeldoko untuk kepentingan pencapresan di tahun 2024 mendatang
Mendapat serangan bertubi-tubi, Moeldoko mengakui bila dirinya sempat bertemu dengan kader Partai Demokrat. Menurutnya, sebagai seorang eks Panglima TNI, ia mengklaim tidak pernah menutup pintu bagi siapapun untuk berbicara.
Moeldoko membeberkan para kader Demokrat tersebut menyampaikan cerita terkait kondisi internal Demokrat. Namun begitu, Moeldoko mengaku hanya mendengar cerita dari para tamu tersebut tanpa memberi masukan maupun saran.
“Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gua dengerin aja, berikutnya ya dengerin aja. Saya sih sebenernya prihatin lihat situasi itu, karena saya bagian yang mencintai Demokrat,” kata Moeldoko.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya membeberkan alasan AHY mengungkapkan isu kudeta tersebut ke publik secara langsung.
Sebab, ia mengaku khawatir partainya tak bisa ikut Pemilu 2024 jika dugaan gerakan kudeta yang dilakukan Moeldoko dan eks kader Demokrat itu berhasil dilakukan. Ia menegaskan banyak contoh kehancuran partai dimulai dari dualisme kepengurusan.
Jika skenario buruk itu terjadi, Demokrat tentu tidak bisa berpartisipasi dalam Pemilu 2024 dan pilkada mendatang,” kata Riefky dalam siaran resmi DPP Partai Demokrat, Jumat (5/2).