MEDAN, Kabarberita.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana menargetkan untuk mengurangi indeks risiko bencana hingga 30 persen melalui pemberian edukasi kepada masyarakat.
Dalam pembukaan Forum Komunikasi Wartawan di Medan, Selasa, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Indonesia memiliki kerawanan yang sangat tinggi.
Data yang dimiliki BNPB, dalam semester kedua 2017 tercatat 1.417 bencana yang terjadi di berbagai daerah di Tanah Air, katanya dalam sambutan yang dibacakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Riadil Akhir Lubis.
Dalam semester tersebut, tercatat 216 orang meninggal dunia dan hilang akibat bencana, sedangkan puluhan ribu rumah mengalami kerusakan dengan kategori berat, sedang, dan ringan.
Belum lagi data penduduk yang terpapar bahaya dengan kategori kelas rendah hingga tinggi.
Data BNPB berdasarkan peta ancaman dan Sensus Penduduk 2010, tercatat lebih dari 150 juta penduduk terpapar potensi bahaya gempa bumi dengan kategori kelas tinggi dan lebih dari 50 juta terpapar potensi bahaya banjir.
Ironisnya, peristiwa bencana di Tanah Air tersebut memang memiliki kecenderungan naik dalam 20 tahun terakhir.
Untuk itu, BNPB berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat guna mengurangi indeksi risiko bencana yang diprogramkan hingga 2019.
Untuk menurunkan indeks risiko bencana tersebut, salah satu upaya mengedukasi masyarakat adalah melalui media massa dengan memberikan informasi yang edukatif tentang kebencanaan.
“Penurunan indeks tersebut tentu tidak dapat terwujud tanpa sinergi dengan media massa,” ujarnya.
BNPB mengharapkan dengan pemberitaan yang mengedukasi, diharapkan masyarakat memiliki kesiagaan terhadap bencana yang mungkin terjadi.