Jakarta — BKKBN bersama Komisi IX DPR RI bekerja sama untuk melakukan upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. Dalam Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu dalam Rangka Penguatan Peran Serta Mitra Kerja dan Stakeholder dalam Implementasi Kegiatan Prioritas Pembangunan Keluarga diadakan di Rumah Susun Blok Mawar/Melati, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara pada Selasa (18/4).
Dalam acara sosialisasi ini turut menghadirkan Tenaga Ahli Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris Edria Hotmaida, Dinas PAPP Provinsi DKI Jakarta Hendry Novtrizal, Perwakilan BKKBN RI dr. Indah Nurwulan.
Acara ini diikuti diikuti oleh tokoh masyarakat dan masyarakat setempat. Edria mengatakan stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
Edria juga turut menyampaikan pesan dari Bapak Charles Honoris, “Stunting merupakan permasalahan yang sangat penting dan harus ditangani serius oleh seluruh elemen dan bukan hanya masyarakat saja melainkan stakeholder terkait juga harus fokus dan secara total untuk menyelesaikan permasalahan stunting.”
“Stunting juga merupakan program nasional karena menyangkut generasi kedepan, maka dari itu perlu adanya koordinasi dan kerja sama dari semua pihak, karna stunting bukan hanya permasalahan Negara, tapi permsalahan semua warga Indonesia” katanya.
Hendry Novtrizal juga menyampaikan, ada tiga pendekatan supaya stunting bisa dicegah.
“Pencegahan stunting bisa dilakukan melalui tiga pendekatan yakni pendampingan pada remaja sebelum menikah, pendampingan ketika sedang hamil, dan pendampingan saat bayi lahir hingga menginjak usia dua tahun,” ujar Hendri Novtrizal.
Perwakilan BKKBN RI dr. Indah Nurwulan menambahkan, setidaknya pencegahan stunting bisa dimulai dari anak muda, terutama pada calon pengantin. “Calon pengantin diimbau melakukan pemeriksaan kesehatan dan pendampingan selama tiga bulan pranikah serta mendapatkan bimbingan perkawinan dengan materi pencegahan stunting.” Jelas beliau.
Beliau juga menjelaskan bahwa 1.000 hari pertama kehidupan merupakan periode kritis sekaligus periode emas.
Yakni dimulai sejak dalam kandungan sampai anak usia dua tahun. “Selama periode tersebut terjadi pertumbuhan pesat organ-organ tubuh dan otak membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dan berkualitas,” jelasnya.