Jakarta, KabarBerita.id — BKKBN kembali menggelar Sosialisasi Program Bangga Kencana bersama Mitra Kerja di Provinsi DKI Jakarta yang digelar di GOR Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu 6 Mei 2023.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Dr Kurniasih Mufidayati, Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN RI Ir. Mila Rahmawati M.S. dan SubKel Pelayanan KB dan Kespro Dinas PPAPP Prov. DKI Jakarta Monika Ezah.
Kurniasih dalam paparannya mengatakan, upaya untuk mengatasi stunting harus terus digencarkan. Kurniasih mendukung penuh segala upaya dalam penanganan stunting di Indonesia.
“Kami prihatin selalu dengan kasus stunting yang terjadi. Kami selalu mendukung program untuk menekan angka stunting. Kami juga berterimakasih kepada kader KB yang memberikan upaya penyuluhan tentang pentingnya anak sehat dan mencegah kelahiran anak stunting pada masa mendatang,” ucap Kurniasih.
Direktur Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk BKKBN RI Ir. Mila Rahmawati M.S mengatakan, stunting bisa dibantu pencegahannya oleh banyak pihak.
“Stunting disebabkan oleh beberapa faktor dan menjadi penting untuk kita tangani bersama dengan Anda yang berada di derah sebagai penentu keberhasilannya. Kita harus menyiapkan strategi dan rencana aksi yang tepat, dimulai dari pengawalan calon pengantin, ibu hamil dan pasca persalinan serta 1000 HPK”.
Ditambahkan, Tantangan pada masa pandemi ini juga semakin tinggi, karena pada tahun 2020 angka kemiskinan naik dan angka stunting pun mengalami kenaikan menjadi sekitar 30 persen. Sehingga diperlukan daya ungkit yang lebih cepat dengan melakukan pengawalan dan memberikan kepastian setiap calon pengantin khususnya calon ibu mendapatkan asupan nutrisi yang baik serta pendampingan Ibu hamil oleh bidan.
“BKKBN tidak dapat bekerja sendirian tapi harus melibatkan Kementerian/Lembaga untuk bersama-sama bersinergi mencapai target yang telah ditentukan. Kami telah beraudiensi dengan Kementrian Agama untuk sama-sama melakukan edukasi pada calon pengantin, harapannya 3 bulan sebelum melakukan pernikahan dilakukan penilaian status gizi secara virtual, sehingga setelah menikah calon ibu sudah siap secara fisik dan mental agar tidak melahirkan generasi stunting” tegas Mila.
SubKel Pelayanan KB dan Kespro Dinas PPAPP Prov. DKI Jakarta Monika Ezah mengatakan Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Anak stunting lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir. Hampir 50 persen kasus stunting tercipta dari kehamilan.
“Perbaikan status kesehatan dan gizi ibu hamil dan pra-hamil merupakan program strategis dlm meningkatkan kualitas SDM Bangsa 3 generasi kedepan karena kedaruratan dampak stunting terhadap Kualitas SDM Indonesia, perbaikan pengetahuan yg esensial tentang gizi dan kesehatan perlu dilakukan secara sistematis dan luas mencakup berbagai kelompok target, serta dilakukan secara massive dan berulang dan perlu dimulai sejak remaja karena status gizi dan kesehatan remaja puteri sebelum memasuki kehamilannya sangat penting dalam melindungi periode 1000 HPK” tegas Monika.