Jakarta, KabarBerita.id — Kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat berlabuh di Laut Merah Sudan, Senin (1/3) sehari setelah kapal fregat Rusia memasuki wilayah itu.
Kunjungan tersebut sebagai tanda persaingan internasional untuk mendapat pengaruh di Sudan, menyusul penggulingan penguasa lama Omar al- Bashir pada 2019 lalu.
Kedatangan kapal perusak AS itu menjadi tanda mencairnya hubungan diplomatik Negeri Paman Sam dengan Sudan.
“Alasan saya di sini karena saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang negara Anda dan mengembangkan kemitraan dengan angkatan laut Anda,” ujar direktur urusan maritim untuk Armada keenam Angkatan Laut AS, Laksamana Muda Michael Baze, dikutip dari Reuters.
Sekitar 300 marinir AS berada di atas kapal USS Winston Churchill, kedatangan mereka disambut oleh kelompok militer Sudan.
Armada keenam AS mengatakan pejabat Sudan akan mengunjungi kapal untuk menjajaki kemungkinan kerja sama dan membangun basis hubungan yang berkomitmen demi keamanan dan stabilitas.
Komandan Armada Port Sudan Kolonel Ibrahim Hammad mengatakan kunjungan tersebut dianggap sebagai langkah untuk memulihkan hubungan setelah 30 tahun renggang.
“Setelah renggang lebih dari 30 tahun, kunjungan ini dianggap sebagai kunjungan yang sangat penting untuk memulihkan hubungan Amerika-Sudan,” ucapnya.
Amerika Serikat dan Sudan mulai membangun kembali hubungan politik dan ekonomi. Akhir tahun lalu, AS juga menghapus Sudan dari daftar negara yang mensponsori terorisme.
Pada akhir Januari, pejabat Komando Afrika AS mengunjungi Sudan dan membahas peluang atas keterlibatan militer.
Sebelumnya, kantor berita Interfax melaporkan fregat Admiral Grigorovich menjadi kapal Rusia pertama yang memasuki pelabuhan Sudan. Rusia juga berencana membangun pangkalan pusat di Sudan. Pangkalan itu dimaksudkan untuk menambatkan kapal bertenaga nuklir.