Benarkah Reinfeksi Covid-19 Timbulkan Gejala Lebih Parah?

Jakarta, KabarBerita.id — Covid-19 dapat menyerang siapa saja. Tak hanya yang terpapar, namun juga para penyintas yang mungkin mengalami reinfeksi.

Banyak anggapan yang menyebutkan bahwa reinfeksi biasanya menimbulkan gejala yang lebih parah. Benarkah demikian?

Ahli mikrobiologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Amin Subandrio mengatakan Bisa jadi gejala pada infeksi kedua ataupun yang ketiga akan lebih berat dialami oleh pasien. Karena kondisi organ yang belum pulih 100% justru harus menerima virus Corona kembali. Hal tersebut dapat memicu kerusakan jaringan ketika infeksi berulang.

Namun begitu tidak semua orang yang mengalami infeksi kedua atau ketiga akan mengalami kondisi yang berat. Hal tersebut juga bergantung pada Imunitas dan kondisi tubuh setelah paparan pertama.

Amin mengatakan Respons tubuh terhadap serangan virus Corona baik itu infeksi pertama atau kedua sangat dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang. Apabila orang tersebut menjalani kaya hidup sehat tentunya serangan covid yang dialami tidak akan terlalu keras.

Sebaliknya orang dengan kaya hidup berantakan akan mengalami gejala yang cukup berat bukan hanya saat infeksi kedua, namun di infeksi pertama.

“Misalnya yang malas gerak, suka merokok, dia, kan, organ dalamnya sudah rusak, yang mager itu obesitas, sudah ada plak di saluran darahnya. Ketika diserang Covid-19, ya akan jadi parah,” katanya.

Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Praseno Hadi mengatakan kerusakan organ hingga gejala parah yang dialami seseorang ketika terinfeksi covid-19 secara berulang memang sering terjadi. Hanya saja hal tersebut membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Hal yang dapat dipastikan adalah infeksi pada beberapa orang yang rentan memang dapat menyebabkan kerusakan Paru permanen.

Tinggalkan Balasan