Berita  

BEM Aksi Tolak Kenaikan BBM ke Istana Bogor

Bogor, KabarBerita.id — Aksi unjuk rasa dilakukan puluhan mahasiswa KAMMI dan BEM dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Bogor. Dalam orasinya mahasiswa menolak kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah selama 2018. “Sejak Januari hingga Maret ini harga BBM sudah mengalami kenaikan sebanyak dua kali,” kata Arif Sibghotullah, selaku koordinator aksi.

Arif mengatakan pada tanggal 24 Maret 2018 terjadi kenaikan harga BBM non subsidi jenis pertalite sebesar Rp150-Rp200 per liternya. Padahal pertalite juga sudah dinaikkin sebesar Rp100 per liter pada bulan Januari 2018.

“Artinya dalam waktu tiga bulan, Pemerintah telah menaikkan harga BBM sebesar Rp200-Rp300 per liter,” katanya.

Kondisi tersebut menurutnya sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat kurang mampu seperti sopir angkutan kota yang kini kesulitan untuk mendapatkan premium.

“Kami survei ke sejumlah SPBU kini tidak ada lagi menjual premium. Hampir 70 persen SPBU sudah tidak menyediakan premium,” katanya.

Demo menolak kenaikan harga BBM ini, lanjutnya, juga dilakukan oleh jajaran KAMMI di sejumlah daerah di Indonesia.

Melalui aksinya mahasiswa menolak kenaikan harga BBM yang dapat menyengsarakan masyarakat. Menuntut pemerintah untuk menjaga ketersediaan BBM bersubsidi bagi masyarakat, dan menuntut pemerintah hadir, mengembalikan kewenangan harga BBM kepada pemerintah.

Aksi unjuk rasa dilakukan dengan “long march” mulai dari pintu satu Kebun Raya Bogor menuju pintu dua Istana Bogor.

Dalam aksinya mahasiswa menggunakan angkot sebagai panggung orasi. Sejumlah mahasiswa melakukan aksi jalan sambil mendorong sepeda motor, dan menggotong replika mayat yang sudah dikafani.

Aksi tersebut sebagai bentuk protes atas kesulitan masyarakat mendapatkan BBM bersubsidi, serta matinya demokrasi.

Tinggalkan Balasan