Jakarta, KabarBerita.id — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin mengatakan pihaknya akan menggelar Aksi MUI untuk Palestina di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (17/12).
“MUI akan melakukan aksi dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan seperti ormas, tokoh lintas agama, diplomat serta masyarakat pada Minggu (17/12) mulai pukul 06.00 WIB,” kata Maruf dalam konferensi persnya di Gedung MUI Pusat Jakarta, Selasa (12/12).
Dia mengatakan MUI memandang pengakuan sepihak AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel bukan bermotif agama tetapi bentuk penjajahan yang sistematis terhadap Palestina. Tindakan itu harus ditentang oleh seluruh kalangan masyarakat dunia.
Terkait aksi menentang AS soal Yerusalem, Maruf mengajak seluruh umat Islam sedunia untuk membacakan Qunut Nazilah sebagai bentuk dukungan spiritual bagi keutuhan dan keselamatan Palestina dari penjajahan dan kezaliman.
MUI, kata dia, juga mengajak negara-negara lain terutama Timur Tengah seperti Arab Saudi, Mesir, dan negara-negara Teluk untuk bersatu melawan penjajahan dan adu domba. Dengan begitu, dapat terjalin soliditas yang kuat untuk melawan penjahan atas Palestina.
“Seraya bersama-sama kita menegaskan Palestina adalah sebuah negara dengan Yerusalem sebagai ibu kota negara Palestina,” kata dia.
Dia mengatakan bagi Indonesia segala bentuk penjajahan di muka bumi harus ditentang dan dilawan karena bertentangan dengan dengan nilai-nilai kemanusiaan sebagaimana tercantum dalam tujuan bernegara Indonesia di alinea IV UUD 1945.
MUI, kata dia, menentang langkah kebijakan AS soal Yerusalem karena semakin menambah ketidakpastian global terutama terkait dengan langkah keamanan.
Langkah itu, lanjut dia, semakin menjelaskan pada dunia tentang politik standar ganda bahwa AS di satu pihak seakan berdiri sebagai kampiun demokrasi tetapi di sisi lain mendukung penjajahan Israel atas Palestina.
“Persetujuan AS atas Yerusalem untuk Israel itu menegaskan persetujuannya atas penjajahan. Bentuk penjajahan itu sudah diperlihatkan dalam berbagai aksi kekerasan yang berada di luar batas-batas kemanusiaan,” kata dia.