Jakarta, KabarBerita.id — Kabar viral soal bayi 54 hari yang meninggal dunia setelah meminum jamu tengah jadi perbincangan. Bayi tersebut diberi jamu dari campuran daun kecipir dan kencur.
Sejumlah akun media sosial mengunggah tangkapan layar curhat sang ibu bayi. Pemberian jamu, sebutnya, diusulkan oleh keluarga, meski dirinya melarang. Alhasil bayi mengalami sesak napas dan infeksi paru-paru.
“Aku mau bawa ke dokter, tapi semua keluarga enggak ngizinin, katanya lebih baik pakai obat tradisional,” tulisnya.
Ketika ia berhasil membawa si buah hati ke rumah sakit, kondisinya sudah tidak tertolong.
Bayi di bawah usia 6 bulan memang tidak boleh diberi asupan lain, kecuali air susu ibu (ASI) atau susu formula yang sesuai dengan saran dokter. Pemberian ASI eksklusif di 6 bulan pertama usia anak telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mengutip laman Center for Disease and Control Prevention (CDC), ibu didorong untuk memberikan ASI setidaknya hingga bayi berusia 1 tahun. Semakin lama pemberian ASI, semakin besar proteksi yang dimiliki bayi dari berbagai ancaman penyakit.
Mengomentari kabar viral soal bayi yang meninggal dunia 54 hari setelah minum jamu, dokter spesialis anak Angga Wirahmadi mengatakan bahwa tak diketahui pasti penyebab meninggalnya bayi tersebut.
“Kalau untuk memastikan penyebab meninggalnya karena jamu harus dilakukan autopsi dulu. Bisa saja disebabkan oleh penyakit dasarnya, namun ditunda berobat dan hanya diberikan jamu. Akibat ditunda berobat, kondisinya semakin buruk saat datang ke RS,” ujar Angga saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (18/1).
Lalu kapan anak boleh konsumis jamu?
Angga mengatakan bahwa memberikan jamu pada bayi memang tak disarankan. Menurutnya, pencernaan bayi masih dalam masa pertumbuhan.
Anak baru diperbolehkan mendapatkan asupan jamu atau minuman herbal pada usia 1 tahun. Namun, pemberian juga harus dibatasi.
“Usia 1 tahun boleh minum jamu. Itu pun tidak boleh banyak-banyak minumnya,” ujar Angga.
Sementara pada usia kurang dari 6 bulan, zat atau cairan lain, selain air susu ibu (ASI), yang diminum oleh bayi tidak dapat dicerna dengan baik. “Bahkan bisa menimbulkan bahaya,” tambah Angga.
Asupan berupa madu, jamu, air kelapa atau cairan lainnya selain ASI, lanjut Angga, dapat menyebabkan keracunan pada bayi. Pasalnya, bayi belum mampu untuk mencerna cairan-cairan tersebut.