Berita  

Bandara Jatim Siap Jadi Alternatif Ngurah Rai

Surabaya, KabarBerita.id – Sejumlah bandar udara di Jawa Timur siap menjadi bandara alternatif setelah ditutupnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai akibat erupsi Gunung Agung, Bali.

“Secara infrastruktur siap, tapi semuanya adalah wewenang pengelola bandara, dalam hal ini Angkasa Pura,” ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Senin (27/11).

Di Jatim terdapat sejumlah bandara, antara lain Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang, Bandara Blimbingsari di Banyuwangi dan beberapa bandara lainnya.

Menurut dia, jika ada penerbangan yang menuju ke Bali atau ke sejumlah daerah yang tak bisa dilandasi, Jatim siap menjadi bandara alternatif dan memfasilitasinya, dengan catatan diizinkan oleh pihak berwenang.

Selain itu, terkait erupsi Gunung Agung, Jatim melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi siap memberikan bantuan, bahkan mengirimkan relawan untuk membantu pengungsi.

“Termasuk masker untuk masyarakat menghindari debu yang dihasilkan akibat erupsi sekaligus mencegah terjangkitnya penyakit,” ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengumumkan status Gunung Agung di Kabupaten, Karangasem, Bali, dari level tiga (siaga) menjadi naik level empat (awas) pada Senin, pukul 06.00 WITA.

“Status ini kami naikkan karena melihat dari tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik menjadi magmatik, sejak teramati adanya sinar merah di puncak gunung setinggil 3.142 mdpl ini pada Minggu (26/11) malam, pukul 21.00 WITA,” kata Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika.

Ia menerangkan erupsi dari fase freatik ke magmatik ini terlihat kepulan abu tebal yang terus menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak Gunung Agung.

Selain itu, erupsi kepulan abu terus-menerus yang disertai erupsi eksplosif serta terdengar suara dentuman lemah hingga radius 12 kilometer dari puncak gunung, menandakan potensi letusan lebih besar mungkin akan segera terjadi.

Tinggalkan Balasan