Jakarta, KabarBerita.id — Amerika Serikat mengatakan klaim China atas Laut China Selatan tidak berdasar dan juga tela mh melanggar basis sejarah dan geografis.
Pernyataan ini diutarakan oleh Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah riset yang diterbitkannya.
Melansir AFP, riset yang telah dilakukan oleh Biro Kelautan dan Lingkungan Internasional Departemen Luar Negeri AS tak memiliki dasar atas klaimnya terhadap LCS.
Laporan setebal 47 halaman itu mengatakan bahwa klaim China hanya menyebabkan benturan kepentingan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti negara Filipina dan Vietnam.
“Klaim ini sangat merusak supremasi hukum di lautan dan banyak ketentuan hukum internasional yang diakui secara universal yang tercermin dalam Konvensi,” tulis riset yang merujuk pada perjanjian PBB tahun 1982 tentang hukum laut yang diratifikasi oleh China.
Dalam pernyataan lainnya, Departemen Luar Negeri AS juga menyerukan kepada Beijing untuk menghentikan aktivitas yang melanggar hukum.
Riset ini merupakan pembaruan dari studi tahun 2014 yang menolak klaim dari Beijing atas ‘nine-dash line’ yang menjadi acuan China atas sebagian besar klaim yang dilakukan China.
Sebelumnya, pada tahun 2016, pengadilan internasional memihak Filipina dalam pengaduannya atas klaim China atas LCS. Merespons hal ini, Beijing mengatakan bahwa negaranya memiliki ‘hak bersejarah’ atas wilayah tersebut.
Laporan Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa klaim berbasis sejarah yang dilontarkan China tidak memiliki dasar hukum.
Laporan tersebut juga mempermasalahkan fitur yang diklaim China yang mengungkapkan bahwa lebih dari 100 fitur yang disorot Beijing di Laut Cina Selatan terendam air saat pasang. Dengan demikian, klaim China tidak memiliki keabsahan karena berada di luar batas yang sah dari laut teritorial negara bagian mana pun.
Fitur-fitur tersebut menurut AS tak memenuhi kriteria untuk garis dasar di bawah konvensi PBB.
Laut Cina Selatan merupakan rumah untuk deposit minyak dan gas, juga merupakan jalur pelayaran yang penting.
Banyak dari negara tetangga Beijing yang kerap menyuarakan keprihatinannya dalam upaya Beijing untuk memperluas wilayahnya.