Jakarta, KabarBerita.id — Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov mengklaim bantuan dari Barat ke Ukraina akan membuat perang semakin meluas.
Ia mengatakan Rusia mendesak Amerika Serikat dan sekutunya supaya tidak melewati garis merah yang sedang mereka dekati serta berhenti untuk memberikan senjata mematikan ke rezim Kyiv.
Bantuan seperti memberikan bantuan kepada intelejen, infrastruktur serta panduan perang dapat Berujung pada eskalasi yang lebih jauh besar dan meningkatkan resiko bentrok antara Rusia dan NATO.
Selain itu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov turut mewanti-wanti bahaya bantuan Barat ke Ukraina.
“Kami memperingatkan dan berharap mereka sadar bahaya dari eskalasi yang tidak terkontrol di Washington dan ibu kota negara Barat lain,” kata Ryabkov dalam media Rusia, RIA, pada Selasa (11/10).
Sebagaimana diberitakan Reuters, Ukraina meminta bantuan pertahanan udara dari Barat usai Rusia meluncurkan lebih dari 84 rudal ke sejumlah kota di negara itu pada Senin (10/10).
Pejabat layanan darurat Ukraina menuturkan sebanyak 19 orang tewas dan 105 lainnya terluka akibat serangan ini.
Selain itu, sebanyak 301 pemukiman di Kyiv, Lviv, Sumy, Ternopil, dan Khmelnytsky mati lampu pada Selasa (11/10) pagi.
Merespons serangan Rusia, Presiden AS Joe Biden dalam panggilan telepon pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji bakal memberikan sistem pertahanan udara canggih ke Ukraina.
Selain AS, Jerman juga menjanjikan sistem pertahanan udara ke Ukraina.
Menteri Pertahanan Jerman, Christine Lambrecht, menuturkan negaranya akan mengirimkan empat sistem pertahanan udara IRIS-T SLM ke Ukraina.