Jakarta, KabarBerita.id — Rokok elektrik atau vape saat ini makin marak digunakan masyarakat. Beberapa menganggap penggunaan rokok elektrik jauh lebih sehat dibanding rokok tembakau konvensional.
Alasannya kandungan tembakau dan nikotin di dalam rokok elektrik ini diklaim cukup rendah.
Tapi benarkah rokok elektrik lebih sehat daripada rokok tembakau konvensional?
Dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur Feni Fitriani Taufik menyebut, anggapan rokok elektrik lebih sehat justru salah. Katanya rokok elektrik tidak lebih baik dari rokok tembakau konvensional.
“Vape adalah salah satu produk yang bahaya kesehatannya sama saja dengan rokok biasa. Meski jumlah nikotinnya sedikit, tapi bukan berarti lebih aman, bahayanya tetap sama,” kata Feni dalam webinar untuk menyambut Hari Tanpa Tembakau yang digelar PDPI, Selasa (30/5).
Kata Feni, dari segi kesehatan rokok elektrik cukup berbahaya. Bahkan bisa menyebabkan batuk berkepanjangan karena asap yang tertelan dan masuk ke paru-paru.
Perlu diketahui, vape memang menghasilkan banyak asap. Asap ini juga banyak tertelan dan masuk ke paru-paru. Tidak sedikit pengguna vape memiliki masalah paru-paru, salah satunya batuk berkepanjangan.
Vape juga bisa menyebabkan pneumothorax. Penyakit ini muncul karena udara terkumpul di rongga pleura, yakni ruang di antara paru-paru dan dinding dada. Udara di sini, kata Fenny, adalah asap dari vape yang masuk ke paru-paru.
Selain itu vape juga bisa memicu penggunanya untuk tetap menggunakan rokok konvensional. Hal ini bisa terjadi karena nikotin yang terkandung dalam cairan vape tetap memicu adiktif atau rasa ketagihan.
Tapi karena nikotin yang ada di dalam vape tidak banyak, maka tubuh akan meminta pemenuhan nikotin melalui rokok konvensional. Akibatnya, selain vape, orang tersebut juga tetap merokok biasa.