Jakarta, KabarBerita.id — China dan Rusia menolak resolusi Amerika Serikat soal seruan gencatan senjata pasukan Israel dan Hamas usai kedua pihak ini berperang selama lebih dari dua pekan.
Rusia dan China mengajukan veto resolusi yang diinisiasi Washington pada Rabu (25/10). Kedua negara ini punya hak veto lantaran mereka merupakan anggota tetap Dewan Keamanan.
AS, Prancis, dan Inggris juga anggota tetap Dewan Keamanan. Sebuah resolusi perlu setidaknya sembilan dari 15 anggota DK PBB dan tanpa ada anggota yang veto.
Saat pengambilan suara resolusi, Uni Emirat Arab memberi suara tidak, 10 anggota lain mendukung, dan Brasil serta Mozambik memilih abstain.
Terlepas dari itu, apa isi draf resolusi yang diusung AS?
Resolusi itu fokus mengatasi krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza. Draf tersebut juga mencantumkan frasa bahwa Israel berhak membela diri.
Namun, sebagian negara menganggap frasa itu bisa menjadi dalih Israel untuk terus melancarkan agresi ke Gaza.
AS telah menuntut Iran berhenti mengekspor senjata ke kelompok militan. Namun, pernyataan tersebut tak mencakup seruan jeda kemanusiaan untuk akses bantuan.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan draf AS tak merefleksikan seruan terkuat di dunia untuk melakukan gencatan senjata, mengakhiri pertempuran, dan tidak membantu menyelesaikan masalah.
“Di momen ini, gencatan senjata tak cuma term diplomatis. Ini menyangkut hidup dan mati banyak warga sipil,” kata Zhang dikutip Reuters.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengaku kecewa dengan sikap Rusia dan China yang memveto.
“Meskipun pemungutan suara hari ini merupakan sebuah kemunduran, kita tidak boleh berkecil hati,” ujar Thomas Greenfield.