Jakarta, KabarBerita.id — Akhir-akhir ini, angin kencang yang disertai cuaca panas dan berdebu melanda Jakarta. Efeknya, banyak orang merasa tak enak badan hingga mengeluh masuk angin.
Meski begitu, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Chairman Junior Doctor Network (JDN) Indonesia, Andi Khomeini Takdir angin kencang sebenarnya bukan penyebab utama munculnya berbagai penyakit yang akhir-akhir ini dikeluhkan masyarakat.
Penyebab utamanya justru debu dan partikel-partikel polusi yang dibawa angin dan masuk ke tubuh manusia.
Ia mengatakan bahwa masalah sebenarnya yakni adalah debu yang masuk ke tubuh dan menyebabkan radang serta masalah kesehatan lainnya.
Debu ini terbawa angin, masuk ke tubuh manusia, dan bertindak seperti polutan. Debu-debu ini kemudian mengganggu saluran pernapasan, mulai dari mukosa dan sel-sel di saluran pernapasan manusia.
“Dan ini akhirnya bisa menurunkan daya tahan tubuh, sehingga banyak orang kemudian lebih rentan sakit karena ada infeksi yang menyebar. Infeksi kuman dari debu dan polutan yang terbawa angin,” kata dia.
Masuk angin sendiri, kata Andi, sebenarnya lebih merujuk kepada reaksi tubuh saat terkena polutan dan debu. Tubuh yang sistem imunnya mulai melemah jadi mudah sakit hingga menganggapnya sebagai masuk angin.
“Sebenarnya, kan, tidak ada masuk angin, itu hanya istilah saja. Jadi sekali lagi, bukan anginnya yang bikin sakit, tapi hal-hal yang terbawa oleh angin ini yang menginfeksi tubuh manusia,” kata dia.
Oleh karena itu, Andi menyarankan untuk tetap menjalankan hidup sehat di tengah cuaca yang tidak menentu ini. Rutin cuci tangan dan selalu menggunakan masker jadi salah satu pertahanan tubuh terbaik yang bisa dilakukan saat ini.
“Dan makan teratur. Angin kencang dan panas ini membawa banyak debu dan kuman, jadi kita harus melawan dengan meningkatkan imunitas sebagai bentuk pertahanan diri dari berbagai penyakit,” kata dia.