Jakarta, KabarBerita.id — Anak Muda berperan penting dalam program pencegahan stunting sejak dini. Hal ini terungkap dalam Sosialisasi BKKBN bersama Mitra Kerja di DKI Jakarta bertempat di Masjid Raya Palapa, Pasar Minggu, Sabtu (28/10/2023).
Hadir dalam acara ini Penata Kependudukan Dan Keluarga Berencana BKKBN RI Lisna Prihatini, Kepala Suku Dinas PPAPP Jaksel Fathurahim dan Subkel Pembinaan Dan Peningkatan Kesertaan KB Provinsi DKI jakarta Lilis Osyah dan Wakil Ketua DPR RI Dr Kurniasih Mufidayati yang hadir secara daring.
Lisna Prihatini dalam paparannya mengatakan, di tengah perjuangan melawan stunting, masalah gizi kronis yang terus menerus mengancam generasi muda di Indonesia, anak-anak muda telah muncul sebagai pilar utama dalam upaya pencegahan.
“Mereka telah menunjukkan komitmen dan keberanian dalam menghadapi tantangan ini, membuktikan bahwa perubahan signifikan dapat dicapai jika generasi muda bersatu untuk mencapai tujuan bersama,” terang dia.
Fathurahim menambahkan, stunting, kondisi di mana pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak terhambat akibat kurang gizi pada usia dini, telah menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, lebih dari 23% anak di bawah usia lima tahun di Indonesia menderita stunting.
“Ini merupakan ancaman terhadap masa depan negara, karena anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan dan prestasi pendidikan yang buruk,” terang dia.
Anak muda Indonesia telah mengambil langkah konkret untuk mencegah stunting. Inisiatif sukarela, kampanye sosial, dan pendidikan gizi adalah beberapa cara mereka telah berkontribusi:
1. Program Edukasi Gizi: Banyak kelompok pemuda dan mahasiswa telah mengorganisir program-program pendidikan gizi di sekolah-sekolah dan komunitas mereka. Mereka mengajarkan orang tua dan anak-anak tentang pentingnya gizi seimbang dan memberikan saran praktis tentang bagaimana mencapainya dalam makanan sehari-hari.
2. Kampanye Sosial: Anak muda telah menggunakan media sosial dan kampanye online untuk meningkatkan kesadaran tentang stunting dan gizi yang baik. Mereka berbagi informasi, gambar, dan cerita inspiratif untuk mengajak masyarakat untuk peduli dan bertindak.
3. Keterlibatan Komunitas: Anak muda tidak hanya berkampanye di dunia maya, tetapi mereka juga aktif di lapangan. Mereka terlibat dalam program-program kesejahteraan masyarakat dan membantu masyarakat dalam hal gizi, misalnya dengan membantu mengembangkan kebun-kebun sayuran di lingkungan mereka.
Salah satu aktivis muda, Fitri Anindita, berbagi pemikirannya tentang peran anak muda dalam pencegahan stunting. Dia mengatakan, “Kami yakin bahwa perubahan dimulai dari bawah, dan kami, anak muda, adalah agen perubahan. Kami ingin menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak generasi mendatang, bebas dari stunting dan berpengetahuan tentang gizi yang baik.”
Pemerintah Indonesia telah mendukung inisiatif anak muda ini dan menyadari bahwa kolaborasi dengan generasi muda adalah langkah penting dalam upaya pencegahan stunting yang efektif.
Dalam perang melawan stunting, peran anak muda adalah penting. Mereka adalah suara yang kuat dalam mengingatkan masyarakat akan pentingnya masalah ini dan bergerak menuju perubahan positif. Dengan semangat dan komitmen mereka, Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk mencapai target pencegahan stunting dan memberikan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak.