Jakarta, KabarBerita.id — Banyak anak Indonesia yang terkena kanker tulang. Penyakit ini memiliki tingkat kematian pasien pun cenderung tinggi. Untuk itu kenali cara deteksi dini kanker tulang agar cepat ditangani.
Ketua Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) sekaligus Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya Ferdiansyah mengatakan, saking awamnya masyarakat terhadap penyakit ini, kanker tulang di Indonesia seperti fenomena gunung es. Banyak yang terkena, tapi minim deteksi dini.
“Trennya seperti fenomena gunung es. Pasien yang datang itu terlambat, makanya tingkat kematiannya menjadi tinggi,” kata Ferdiansyah dalam konferensi pers yang digelar PB IDI secara daring, Selasa (4/7).
Lebih lanjut, Ferdiansyah menjelaskan bahwa kanker tulang justru kebanyakan menyerang anak-anak. Rentang usia anak yang biasanya terkena penyakit ini adalah 5-14 tahun.
Meski begitu ia tidak bisa merinci berapa total anak Indonesia yang terkena kanker tulang. Tapi, dia sendiri sempat menangani beberapa kasus kanker tulang pada anak usia 5-14 tahun yang telah memasuki stadium lanjut.
Cara deteksi dini kanker tulang
Meski tingkat kematiannya tinggi, namun kanker tulang bisa diatasi. Kanker tulang bisa disembuhkan selama penyakit tersebut dideteksi sejak dini.
Caranya dengan mengenali dua gejala utama dari kanker tulang. Gejala itu di antaranya nyeri di bagian lutut, lengan, tungkai, atau area tulang lainnya.
Intensitas nyeri ini pun, kata Ferdiansyah, terasa cukup lama dan tak kunjung sembuh meski sudah diobati. Gejala nyeri biasanya akan dilanjutkan oleh kemunculan benjolan di area yang sakit.
Ferdiansyah berharap ke depannya masyarakat bisa lebih peduli dan teredukasi terkait penyakit kanker tulang. Tujuannya agar anak Indonesia yang terkena kanker tulang bisa ditangani dengan cepat.
“tentunya diimbangi dengan sumber daya manusia, dokter spesialisnya harus makin banyak dan alat-alat deteksinya pun menyebar di semua rumah sakit Indonesia, terutama di daerah,” ujarnya.