Jakarta, KabarBerita.id — Serangan pesawat nirawak Amerika Serikat menewaskan seorang pemimpin ISIS di Suriah menjelang akhir pekan lalu, meski drone itu sempat direcoki jet Rusia sehari sebelumnya.
Satuan militer Komando Pusat AS (Centcom) menyatakan serangan pada Jumat lalu itu menewaskan pemimpin ISIS di Suriah timur, Osama al-Muhajer.
“Kami sudah menegaskan bahwa kami masih berkomitmen mengalahkan ISIS di seluruh kawasan,” ujar pemimpin Centcom, Michael Kurilla, seperti dikutip AFP.
Ia berkata, “ISIS masih menjadi ancaman, bukan hanya di kawasan, tapi lebih luas.”
Berdasarkan pernyataan Centcom, drone MQ-9 yang dipakai dalam operasi itu “merupakan drone yang direcoki pesawat Rusia dalam insiden yang terjadi selama dua jam” sehari sebelumnya.
Letnan Jenderal Angkatan Udara AS, Alexus Grynkewich, menuturkan pesawat-pesawat Rusia itu “menjatuhkan flare di depan drone-drone itu dan terbang sangat dekat, membahayakan keselamatan semua pesawat yang terlibat.”
Sehari sebelumnya, tiga jet Rusia juga menjatuhkan flare parasut di depan sejumlah drone AS, memaksa mereka mengambil keputusan cepat. Grynkewich pun meminta Rusia untuk “menghentikan sikap ceroboh tersebut.”
Selama ini, Rusia sendiri dikenal sebagai sekutu Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Dengan bantuan Rusia, kini Suriah dapat menguasai kembali kawasan negaranya yang pernah dikuasai sejumlah kelompok pemberontak.
Setelah perang mereda, AS masih mengerahkan sekitar 1.000 tentara di Suriah untuk menjalankan misi menghabisi ISIS. Kelompok itu memang sudah kalah pada 2019 lalu, tapi segelintir dari mereka masih bersembunyi di pedalaman Suriah.