Berita  

Aksi Dokter Muda di Pedalaman Papua Viral, Minta Perhatian Negara

Papua, KabarBerita.id — Dokter Muda asal Aceh Amalia Usmaianti mendadak viral di dunia maya. Musababnya, aksinya yang mengharukan saat bertugas di pedalaman Papua.

Foto-fotonya menyebar. Terutama saat mengangkat pasien dalam tandu yang dibuat seadanya dan diusung dengan berjalan kaki menempuh 16 km dengan medan berlumpur.

Ya, dokter muda tamatan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara itu harus rela berjalan kaki puluhan kilometer hanya untuk merawat pasien.

Ia membagikan kisahnya di Facebook. Berharap agar negara tahu bahwa di pedalaman Papua ada masyarakat yang perlu diperhatikan kehidupannya. Terutama akses jalan sehingga masyarakat mudah untuk mencapai fasilitas kesehatan untuk sekadar berobat.

Berikut tulisan yang ia unggah di Facebooknya. (Redaksi mengedit seperlunya untuk menjelaskan singkatan dan akronim dan kesalahan penulisan tanpa mengubah isi dari tulisan)

Perjalanan dari Puskesmas Ninati menuju desa tembutka berjarak 16 km. Tujuan pusling (puskesmas keliling-red) keesokan hari, awal perjalanan tidak ada keluhan, setelah jalan 7 km, pasien pusing, berputar, riw fertigo +. Saya beri terapi di tengah jalan, pasien masih dibopong berjalan, 400 meteran jalan, pingsan, kami membuat tandu untuk mengangkat pasien, mau kembali ke puskesmas, jarak lebih jauh, dan hari mulai gelap, takut kemalaman dan banyak ular, jadi kami lanjut ke desa tembutka.

Pasien tersebut adalah bidan tim kami, yang saya rasa saya akan sebut pasien mengingat ia adalah orang sakit, saya rasa kami hanyalah perantara, agar desa tersebut dapat dilihat oleh dunia luar, bahwa masih ada tempat yang ditinggali masyarakat indonesia yang jauh dari kita, jauh dari alat komunikasi, yang belum ada listrik, sinyal radio dsb.

Bnyak masyarakat sakit yang dibopong keluarganya sendiri, namun mereka tidak punya alat untuk merekam kepedihan yang mereka rasakan selama puluhan tahun, sebelum ada tim Nusantara Sehat @nusantarasehat, yang menetap di desa tersebut, mereka memilih berobat ke papua newgini, dengan jalan kaki..

akses jalan tdak pernah ada kejelasan, masyarakat jalan berhari-hari mengantar anak sekolah, masyarakat menggendong anaknya usia 17 an tahun, kakek-kakek dll dibawa berobat, tidak ada yang tahu,, kami hanya perantara,, tidak ingin dipuji dsb, cuma ingin negara tahu, disana bnyak masyarakat yang perlu diperhatiakan kehidupannya,,, set bppsdmkes jkt @kementriankesehatanRI

Tinggalkan Balasan