Berita  

Ahli: Kucing dan Anjing Perlu Vaksinasi Covid-19

Jakarta, KabarBerita.id — Para ahli mengungkapkan, virus corona bisa menginfeksi berbagai hewan peliharaan. Banyak ahli berpendapat yang menyarankan untuk memberikan vaksinasi pada hewan peliharaan, sebagai bentuk pencegahan risiko penyebaran virus lebih lanjut.

Para ahli dari University of East Anglia, Earlham Institute, dan University of Minnesota, menulis dalam jurnal Virulence mengenai evolusi lanjutan dari virus pada hewan. Dari hewan, virus berpotensi menular ke manusia hingga menimbulkan risiko jangka panjang signifikan bagi kesehatan masyarakat.

“Mungkin tidak terpikirkan bahwa vaksinasi beberapa spesies hewan peliharaan ini diperlukan demi mengekang penyebaran infeksi,” ungkap mereka.

Tahun lalu, pemerintah Denmark memusnahkan jutaan cerpelai setelah terungkap bahwa ratusan kasus Covid-19 di negara itu berkaitan dengan varian dari budidaya cerpelai. Profesor genetika evolusi di Uni Emirate Arab (UEA), Cock van Oosterhout, mengatakan, anjing dan kucing dapat tertular virus corona. Di lain sisi, tidak ada kasus yang ditularkan dari kucing dan anjing ke manusia.

“Masuk akal untuk mengembangkan vaksin bagi hewan peliharaan, hanya sebagai tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko ini. Apa yang kita butuhkan sebagai manusia, kita benar-benar harus siap untuk segala kemungkinan ketika datang Covid-19,” ungkap mereka.

“Saya pikir cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mempertimbangkan pengembangan vaksin untuk hewan juga. Menariknya, Rusia sudah mulai mengembangkan vaksin untuk hewan peliharaan, yang informasinya masih sangat sedikit,” tutur peneliti.

Pemimpin redaksi Virulence, Kevin Tyler, mengatakan, kucing tidak menunjukkan gejala, tetapi mereka terinfeksi oleh corona dan mereka dapat menginfeksi manusia. Dia mengatakan, jika peduli dengan hewan peliharaan atau hewan pendamping, maka kita mungkin akan berpikir tentang cara memvaksinasi mereka untuk menghentikan penularan yang bisa saja terjadi.

Prof van Oosterhout dan Prof Tyler menulis temuan itu bersama dengan direktur Earlham Institute Neil Hall dan Hinh Ly dari University of Minnesota.

“Evolusi virus yang berlanjut pada inang hewan reservoir, diikuti oleh peristiwa spillback ke inang manusia yang rentan, menimbulkan risiko jangka panjang yang signifikan bagi kesehatan masyarakat,” tulis para ilmuwan.

“SARS-CoV-2 dapat menginfeksi berbagai spesies inang, termasuk kucing, anjing, cerpelai, dan spesies liar, serta peliharaan lainnya. Oleh karena itu, vaksinasi hewan peliharaan mungkin diperlukan untuk menghentikan evolusi virus lebih lanjut dan peristiwa spillback,”

“Sementara kampanye vaksinasi melawan SARS-CoV-2 atau Covid-19 sedang digulirkan di seluruh dunia, varian virus baru kemungkinan akan terus berkembang yang berpotensi menyapu populasi manusia,”

Mereka mengatakan bahwa lebih banyak jenis virus yang dapat menular, seperti varian Inggris, maka harus lebih banyak orang divaksinasi untuk mengendalikan virus corona.

“Vaksinasi terhadap patogen virus dengan prevalensi tinggi secara global adalah tanpa preseden. Oleh karena itu, kami menemukan diri kami di perairan yang belum dipetakan,” tulis mereka.

Sementara itu, Inggris hampir mencapai target pemberian 500 ribu vaksinasi Covid dalam sehari. Tiga perempatnya adalah dari seluruh warga negara berusia 80 tahun telah divaksin.

Pada Sabtu, 491.970 orang Inggris diberi dosis pertama vaksin Covid-19 sebagai dorongan besar terhadap target Pemerintah memvaksinasi 13,5 juta orang yang rentan hingga pertengahan Februari 2021. Angka tersebut menandai peningkatan 13.722 dosis dibandingkan dengan 22 Januari, ketika 478.248 suntikan telah diberikan.

Tinggalkan Balasan