Kabarberita.id – Saat era penjajahan Belanda, banyak warga Belanda yang ikut menetap di berbagai wilayah Indonesia, salah satunya Malang, Jawa Timur. Pada tahun 1886, seorang mener Belanda bernama Abraham Lapidoth membuat hotel di Jalan Merdeka Selatan, Kota Malang.
Hotel itu masih tetap berdiri hingga saat ini. Hotel ini telah berganti nama beberapa kali, pada tahun 1890 hotel berubah nama menjadi Jansen, kemudian berganti nama lagi menjadi Palace. Saat penjajahan Jepang berganti nama Asoma dan kemudian dimiliki warga Indonesia Sjachran Hoesin dan menjadi Hotel Pelangi.
Hotel Pelangi sendiri memiliki 22 lukisan peninggalan Belanda. Lukisan ini dibawa oleh penjajah belanda. 22 lukisan tersebut dibuat pada tahun 1913, menggambarkan desa-desa yang ada di Belanda pada masa itu.
“Tiba di Malang sejak tahun 1915, lukisan ini menggambarkan destinasi atau desa-desa di Belanda. Jumlah total ada 22 lukisan,” kata , Marketing dan Sales Manager Hotel Pelangi Iskandar Sjachran Rabu, 8 November 2017.
Iskandar mengatakan, lukisan ini terbuat dari tegel, dibawa Belanda dengan kapal laut menuju Indonesia. Lukisan-lukisan tadi pun telah ditetapkan sebagai cagar budaya tipe A oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Ini menjadi satu-satunya lukisan tegel Belanda di Indonesia. Pernah seorang guidedari Belanda mengatakan jika pabrik dari lukisan tegel sudah tutup, data dari Disbupar juga menyebut demikian. Lukisan ini berusia 1 abad lebih,” ujar Iskandar.
Iskandar menuturkan, hotel Belanda selalu mempunyai ciri khas yang berbeda di setiap bangunan. Ciri khas Hotel Pelangi ada pada lukisan tegel. Lukisan tegel ini terus dijaga orisinalitasnya meski berganti pengelola.
“Di Indonesia, data yang saya dapat dan tahu untuk di Indonesia di Malang ini hanya ada di sini. Untuk di Indonesia ya ada di Pelangi ini saja. Karena hotel Belanda punya ciri khas sendiri. Meski lukisan tegel tapi full color,” ucap Iskandar.
22 Lukisan ini berjajar rapi di ruang tengah hotel. Dulu bagian tengah ini menjadi ruang teater orkestra orang-orang Belanda. Sekarang ruang tengah menjadi restoran hotel. Lukisan dipasang melingkari ruangan seluas kurang lebih 300 meter persegi tersebut.
“Lukisan ini pernah ditawar Rp250 juta, namun tidak kita berikan karena lukisan ini tidak dijual. Menurut seorang guide dari Belanda mengatakan, jika pabrik ini masih berdiri di Belanda harga lukisan tegel sekira 6 hingga 7 Euro atau setara dengan Rp400 juta hingga Rp500 juta,” ujar Iskandar.
Iskandar menuturkan, bahwa pihak hotel sangat menjaga keberadaan 22 lukisan tegel Belanda itu. Jika dikalikan Rp500 juta untuk 22 lukisan, total sekira Rp11 miliar nilai lukisan tegel yang ada di hotel tersebut.
“Cara merawat, kita sesuai standar di hotel, kita merawat dengan bersihkan, menghindari penggunaan bahan kimia saat proses pembersihan. Dari segi keamanan kita lengkapi dengan sekuriti dan pemasangan CCTV di beberapa sudut ruangan,” ucap Iskandar.
Sumber : VIVA