Jakarta, KabarBerita.id — Kateterisasi jantung merupakan salah satu langkah penting dalam deteksi dini dan penanganan penyakit jantung koroner (PJK). PJK adalah kondisi di mana pembuluh darah koroner mengalami penyempitan akibat penumpukan plak, yang menghambat suplai darah dan oksigen ke otot jantung.
Gejala PJK dapat berupa nyeri dada seperti tertekan yang menjalar ke bahu dan lengan kiri, serta sesak napas, keringat dingin, mudah lelah, dan mual. Penanganan awal biasanya melibatkan pemberian obat untuk menghambat pembentukan plak di arteri koroner. Namun, jika tidak berhasil, kateterisasi jantung menjadi solusi berikutnya.
Menurut dr. Samuel Sudanawidjaja, SpJP(K), FIHA, dari Mayapada Hospital Surabaya, kateterisasi jantung dilakukan dengan Coronary Angiography (CAG), tindakan minim invasif dengan menggunakan x-ray untuk memasukkan kateter ke pembuluh darah perifer seperti tangan atau paha. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi tingkat penyumbatan arteri koroner.
Jika hasil CAG menunjukkan penyumbatan yang signifikan, tindakan selanjutnya dapat dilakukan seperti melebarkan pembuluh darah yang menyempit dengan balon dan pemasangan stent (PTCA). Dalam kasus-kasus tertentu, seperti sumbatan yang sulit dibuka, digunakan alat khusus seperti Rotablator untuk mengikis sumbatan sebelum pemasangan stent.
Namun, dr. Samuel menegaskan bahwa setiap pasien memiliki kondisi yang unik, sehingga penanganannya harus disesuaikan secara individual. Faktor risiko seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko PJK, dan pencegahannya penting dengan menghindari makanan tinggi gula dan lemak serta mengelola faktor risiko lainnya.
PJK berisiko tinggi terjadi pada laki-laki usia 40 tahun ke atas, terutama jika memiliki riwayat keluarga atau faktor risiko lainnya seperti hipertensi dan merokok. Dalam keadaan darurat seperti serangan jantung, penanganan segera diperlukan dalam golden period 90 menit pertama setelah timbulnya gejala. Tindakan seperti Primary Percutaneous Coronary Intervention (Primary PCI) dapat dilakukan untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat total.
Mayapada Hospital menawarkan layanan unggulan melalui Cardiovascular Center, dengan fasilitas cath lab dan tim multidisiplin yang siaga 24 jam untuk menangani emergensi jantung. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan untuk melakukan operasi jantung kompleks seperti penggantian katup jantung dan penanganan aneurisma aorta dengan teknik minimal invasif.
Dengan komitmen pada pelayanan pasien dan teknologi terkini, Mayapada Hospital berusaha memberikan perawatan yang holistik dan terpadu bagi pasien dengan penyakit jantung, dari diagnosis hingga prosedur bedah yang canggih.