Jakarta, KabarBerita.id — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan komitmennya untuk tetap berpartisipasi dalam pemilihan presiden (Pilpres) dan mengalahkan Donald Trump pada Jumat (5/7).
“Saya ingin menyatakan dengan tegas: Saya akan tetap berada dalam persaingan ini. Saya akan mengalahkan Donald Trump,” kata Biden dalam sebuah rapat umum di Madison, Wisconsin, seperti dilansir AFP.
Di tengah sorakan pendukungnya, Biden mengkritik Trump dengan tajam.
“Mari kita fokus pada apa yang benar-benar penting,” ujar Biden sambil membaca dari teleprompter. “Kita sedang melawan pembohong terbesar dan ancaman terbesar bagi demokrasi kita dalam sejarah Amerika — ini bukan hiperbola.”
Sejak debat terakhir, Biden jarang tampil di depan umum tanpa teleprompter, kecuali untuk beberapa pernyataan singkat.
Setelah penampilannya yang kurang memuaskan dalam debat melawan Trump, Biden bersiap untuk wawancara televisi guna meyakinkan para pemilih yang meragukan kebugaran fisik dan mentalnya untuk masa jabatan kedua.
Jajak pendapat pascadebat menunjukkan penurunan popularitas Biden, dengan beberapa anggota partainya di Kongres serta beberapa surat kabar besar dan komentator politik pendukung Demokrat meminta dia untuk mundur.
Biden harus memenangkan kembali kepercayaan publik melalui kinerja yang lebih jelas dan kohesif, setelah sering tampil tidak koheren dalam debat.
Gedung Putih telah mengumumkan bahwa Biden akan mengadakan konferensi pers selama pertemuan puncak NATO di Washington pada Kamis mendatang, namun rincian format atau durasinya belum diungkapkan.
Rencana perjalanan Biden mencakup kunjungan ke Pennsylvania akhir pekan ini, kemudian menghadiri pertemuan NATO, dan kembali ke jalur kampanye dengan mengunjungi wilayah Barat Daya Amerika.
Presiden akan “terlibat dalam momen-momen spontan yang sering terjadi selama bulan ini, seperti yang selalu ia lakukan selama kampanye ini,” kata tim kampanyenya, yang berusaha menekankan pesona alaminya.
Sementara itu, Trump menantang Biden untuk berdebat lagi, atau “diskusi mendalam,” dengan mengatakan bahwa ia siap “kapan saja, di mana saja.”
Dengan spekulasi yang beredar tentang kemungkinan pergantian pasangan Demokrat, Kamala Harris, wakil presiden wanita pertama di negara itu, tiba-tiba menjadi sorotan. Ia telah memberikan dukungan yang tak tergoyahkan bagi Biden di depan publik, namun juga berdiri sebagai kandidat utama untuk menggantikannya jika Biden mengundurkan diri.