Pj Gubernur NTB Dr. Hassanudin: Apresiasi Penurunan Inflasi dan Sinergi Antar Instansi

Lombok, KabarBerita.id — Mayjen TNI (Purn) Dr. Hassanudin, S.IP., M.M, yang kini menjabat sebagai Penjabat Gubernur NTB, mengungkapkan apresiasi atas capaian menurunkan tingkat inflasi di Provinsi NTB. Hal ini merupakan langkah penting mengingat inflasi NTB yang kini berada di bawah rata-rata nasional.

 

Dr. Hassanudin menegaskan perlunya peningkatan sinergi dan kolaborasi antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTB dan pemerintah kabupaten/kota. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan upaya dalam mengendalikan inflasi, dengan menerapkan strategi 4K yang sesuai dengan peran masing-masing OPD yang terlibat.

 

Selain fokus pada pengendalian inflasi, Dr. Hassanudin juga menekankan pentingnya memelihara hubungan yang harmonis antara berbagai instansi pemerintah dan para pemangku kepentingan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dengan menjadikan kepentingan masyarakat sebagai prioritas utama.

 

“Dalam menjalankan tugas ini, kita memiliki tanggung jawab besar. Setiap langkah yang diambil harus bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat harmoni di antara kita semua,” ungkap Dr. Hassanudin.

 

Dr. Hassanudin juga menyoroti pertumbuhan positif yang terus dialami oleh Provinsi NTB di berbagai sektor. Hal ini memberikan semangat tersendiri untuk terus memberikan pengabdian yang terbaik dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

 

### Capaian Penurunan Inflasi di NTB

 

Secara statistik, inflasi bulanan di Provinsi NTB terus mengalami penurunan, dengan angka yang tetap berada di bawah rata-rata nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, inflasi year on year (yoy) pada Juni 2024 mencatatkan penurunan menjadi 2,12 persen, lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 2,52 persen.

 

Pada level bulanan (month to month), inflasi NTB pada Juni 2024 turun sebesar -0,26 persen dibandingkan Mei 2024. Di beberapa kota, seperti Kota Mataram (-0,24 persen), Kabupaten Sumbawa (-0,29 persen), dan Kota Bima (-0,28 persen), tercatat penurunan yang signifikan.

 

Dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, AP., M.Si, menggarisbawahi pentingnya koordinasi dan komunikasi yang terus dilakukan dengan kabupaten/kota. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi fluktuasi harga yang dipengaruhi oleh faktor pasokan dan permintaan di pasar.

 

### Langkah Strategis dalam Pengendalian Inflasi

 

Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi NTB, H. Wirajaya Kusuma, menyoroti pentingnya konsistensi, inovasi, dan sinergi dalam upaya pengendalian inflasi. Berbagai program seperti Operasi Pasar Murah (OPM) telah dilaksanakan secara intensif sebagai respons jangka pendek terhadap tekanan inflasi.

 

Upaya untuk meningkatkan ketersediaan pasokan melalui peningkatan produktivitas komoditas unggulan seperti beras, cabai, dan bawang merah juga telah dilakukan. Di samping itu, inisiatif seperti demplot cabai dan pemanfaatan teknologi digital dalam pertanian turut diterapkan untuk efisiensi biaya produksi.

 

Melalui berbagai langkah ini, TPID NTB terus berinovasi dalam menanggulangi inflasi dengan meluncurkan Pantau Tanggap Inflasi Menuju Target Aman (Warung Pentasi Mentaram), yang mengintegrasikan berbagai pihak dari hulu ke hilir untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok.

 

Komunikasi efektif juga menjadi fokus dalam memperkuat implementasi kebijakan, dengan edukasi melalui berbagai kanal dan media untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berbelanja bijak.

 

Dengan demikian, upaya bersama dari berbagai pihak dan implementasi strategi yang terukur diharapkan dapat terus menjaga stabilitas ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi NTB.

Tinggalkan Balasan