Respons PBNU Mengenai Logo Terkait Izin Tambang

Jakarta, KabarBerita.id — Moh Mukri, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menegaskan bahwa pengubahan lambang organisasi Nahdlatul Ulama (NU) menjadi ‘ulama nambang’ dianggapnya tidak etis.

 

“Ini tidak etis. Orang yang melakukannya tidak bertanggungjawab,” ujar Mukri kepada CNNIndonesia.com pada Jumat (21/6).

 

Mukri juga menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui siapa yang melakukan penyuntingan terhadap logo NU tersebut. Menurutnya, pihak tersebut mungkin tidak setuju dengan pemberian izin tambang kepada NU oleh pemerintah.

 

“Saya melihat bahwa orang tersebut cemburu dengan NU yang mendapatkan izin tambang. Mereka tidak ingin NU menjadi organisasi yang kuat,” katanya.

 

Meskipun demikian, Mukri tetap optimis bahwa izin tambang yang diberikan kepada NU akan memberikan banyak manfaat bagi anggotanya di masa depan. Ia juga menyoroti kontribusi besar NU bagi Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan.

 

Namun, Mukri menyatakan bahwa PBNU belum memutuskan apakah akan melaporkan akun yang mengubah logo NU tersebut ke pihak berwajib. Ia menekankan bahwa NU sering kali dikritik ketika sikapnya berbeda dengan pihak lain.

 

“Keputusan-keputusan yang diambil NU baru diakui sebagai visi yang cemerlang di kemudian hari. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tetapi kita tidak boleh menyuburkan semangat kebencian,” tambahnya.

 

Sebelumnya, lambang NU yang dimanipulasi telah beredar luas di media sosial. Lambang tersebut menampilkan ornamen bintang sembilan yang diberi tambahan simbol Rupiah dan Dolar Amerika Serikat, serta tulisan ‘Ulama Nambang’.

 

Menyikapi hal ini, seorang warga Surabaya bernama Ali Mahfud (50) telah melaporkan akun @pasifisstate kepada polisi atas dugaan penghinaan terhadap lambang NU.

 

Sebagai seorang Nahdliyin, Ali merasa prihatin dengan tindakan tidak bertanggungjawab yang memanipulasi simbol organisasi ulama tersebut.

Tinggalkan Balasan