Jakarta, KabarBerita.id — Ribuan orang melakukan demonstrasi di Istanbul, Turki, pada Minggu (2/6) untuk menentang rencana pemerintah yang ingin memberlakukan aturan pemusnahan anjing liar. Para demonstran berteriak menolak langkah yang mereka sebut sebagai ‘pembantaian’. Banyak dari mereka membawa foto-foto anak anjing di kaos dan plakat.
Pemerintah Turki telah merancang undang-undang yang mengharuskan penangkapan, sterilisasi, dan kemudian pemusnahan anjing liar jika tidak ada yang mengadopsi dalam waktu 30 hari.
“Ini tidak baik untuk hewan. Ini adalah undang-undang pembunuhan,” ujar salah satu pengunjuk rasa, Sule Giritlioglu (27), kepada AFP.
Pengunjuk rasa lainnya, Emre Onuk, menyatakan bahwa undang-undang tersebut merupakan propaganda negatif yang diluncurkan menjelang pemilihan umum kota pada 31 Maret.
Presiden Recep Tayyip Erdogan dan partainya, AKP, kalah dalam pemilihan di Istanbul dan Ankara dari oposisi saat pemungutan suara.
Partai AKP yang berkuasa di bawah Presiden Erdogan menjelaskan bahwa reformasi ini diperlukan untuk mengurangi jumlah anjing liar dan mencegah serangan terhadap warga.
Menurut perkiraan pemerintah, saat ini ada sekitar empat juta anjing liar di Turki. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Turki berisiko tinggi terhadap rabies.
Pemerintah juga menyebutkan bahwa anjing liar telah menyebabkan 3.544 kecelakaan jalan selama lima tahun terakhir, dengan 55 orang tewas dan lebih dari 5.000 orang terluka.
“Kami memiliki masalah dengan anjing liar yang tidak ada di negara maju mana pun,” kata Erdogan pekan lalu.
Haydar Ozkan, wakil presiden federasi hak hewan di Turki, berpendapat melalui media Gazete Duvar bahwa pemerintah seharusnya memprioritaskan sterilisasi dan penampungan anjing liar yang lebih efektif.