Jakarta, KabarBerita.id — Meksiko mencatat 48 kematian dalam serangkaian gelombang panas yang terjadi sejak Maret 2024. Pengumuman pemerintah pada Jumat (24/5) tersebut datang seiring para ilmuwan yang mengingatkan rekor suhu baru bisa terjadi.
Menurut Kementerian Kesehatan Meksiko, lebih dari 950 orang di negara berpenduduk 129 jiwa itu mengalami efek kesehatan selama masa gelombang panas tersebut.
Tahun lalu, Meksiko melaporkan catatan rekor kematian terkait suhu panas hingga 419 jiwa di musim suhu tinggi yang terjadi pada Maret hingga Oktober.
Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menggambarkan panas pada tahun ini sebagai “luar biasa”.
“Ini adalah fenomena alam yang sangat disesalkan terkait dengan perubahan iklim,” katanya pada konferensi pers rutin pagi hari.
Lopez Obrador menyebut suhu tinggi dan kurangnya pergerakan angin memperburuk masalah polusi di ibu kota negara tersebut, Mexico City, khususnya.
Ibu kota yang terletak di ketinggian 2.240 meter di atas permukaan laut itu pada dasarnya memiliki suhu iklim yang nyaman dan hanya sedikit rumah yang punya pendingin ruangan.
Namun suhu di Mexico City mendapat rekor 34,3 derajat Celcius pada 9 Mei menurut laporan Komisi Cuaca Nasional. Sementara itu, negara bagian San Luis Potosi di sebelah timur laut negara tersebut mencatatkan suhu tinggi hingga 49,6 derajat Celsius.
Para ilmuwan dari National Autonomus University of Mexico mengingatkan bahwa rekor suhu lainnya bisa terjadi dalam dua pekan ke depan.
Francisco Estrada dari Climate Change Research Program universitas tersebut mengatakan dalam konferensi pers bahwa tahun ini akan menjadi “tahun terpanas dalam sejarah”.
Menurutnya, kondisi ini bukan hanya membuat manusia yang menderita, tetapi juga hewan, seperti yang terjadi di selatan Meksiko saat puluhan monyet howler mati karena gelombang panas.