Jakarta, KabarBerita.id — Sebuah fakta yang mengkhawatirkan muncul dalam dunia kesehatan ibu hamil di Indonesia, di mana hampir setengahnya, tepatnya 49,9 persen, mengalami anemia. Menurut Dr. Novan Satya Pamungkas, seorang spesialis kandungan di Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya, kondisi ini jauh dari biasa karena memiliki dampak serius, baik bagi janin maupun ibu hamil itu sendiri.
Anemia pada ibu hamil terdeteksi dari rendahnya kadar hemoglobin, yang hanya mencapai 11 gram per desiliter. Selain itu, anemia juga dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu ringan, menengah, dan berat. Anemia ringan terjadi ketika kadar hemoglobin berada di angka 10,9 gram per deciliter, sementara anemia berat terjadi jika kadar hemoglobin berada di bawah 7 gram per desiliter.
Dampak dari anemia pada ibu hamil sangatlah serius, bahkan bisa berujung pada kematian ibu atau janin. Komplikasi yang mungkin timbul antara lain gagal jantung, risiko perdarahan setelah melahirkan, kelahiran prematur, janin gagal tumbuh, terlambat tumbuh kembang, serta risiko stunting pada bayi.
Selain itu, anemia juga meningkatkan risiko infeksi. Hal ini disebabkan oleh lambatnya pengecilan rahim dan gangguan kontraksi, sehingga darah nifas dapat terkumpul di rahim, yang menjadi tempat ideal bagi bakteri untuk berkembang. Lebih lanjut, anemia juga dapat diturunkan dari ibu ke janin, meningkatkan risiko anemia pada bayi yang baru lahir.
Dengan demikian, penanganan yang tepat dan pencegahan anemia pada ibu hamil menjadi sangat penting guna mengurangi risiko komplikasi serius yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin.