Jakarta, KabarBerita.id — Antara kecemasan dan ketegangan menanti hasil Pemilu 2024, berdampak pada kesehatan mental banyak orang. Salah satu dampak yang perlu diwaspadai adalah gangguan kesehatan mental pasca-pemilu (PEST).
PEST, atau stres pasca-pemilu, merupakan gangguan mental yang tidak hanya menyerang politisi yang bersaing, tetapi juga pendukung mereka.
PEST melibatkan kecemasan ditandai dengan perasaan putus asa atau ketakutan setelah pemilu politik yang kritis. Ini bukan penyakit mental yang terdefinisi dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5-TR), tetapi respons umum terhadap pemilu.
Menurut Survei Stres APA 2020, 68 persen orang dewasa di Amerika Serikat merasa stres secara signifikan karena pemilihan presiden, terlepas dari afiliasi politik mereka.
PEST sering terjadi setelah pemilu presiden, tetapi bisa juga terjadi pada pemilu lain di mana seseorang merasa terikat secara emosional.
Gejala PEST termasuk meningkatnya kecemasan, serangan panik, ketakutan akan masa depan, kemarahan yang tidak terkendali, dan pikiran negatif yang berputar tanpa henti. PEST juga dapat menyebabkan kabut otak, kesulitan konsentrasi, insomnia, dan masalah hubungan.
Faktor-faktor penyebab PEST meliputi paparan informasi politik yang berlebihan, ketidakpastian tentang hasil pemilu, ketegangan politik, dan riwayat trauma serta masalah kesehatan mental sebelumnya.
Penting untuk mengenali gejala PEST dan mencari bantuan jika diperlukan, serta mengambil langkah-langkah untuk merawat kesehatan mental pasca-pemilu.