Jakarta, KabarBerita.id — Dokter spesialis penyakit dalam dan Kepala Klinik ALIVE Eka Hospital BSD, Iris Rengganis, mengungkapkan bahwa gangguan autoimun lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Selain faktor genetik, faktor hormonal menjadi penyebab utama wanita lebih rentan terkena penyakit autoimun, demikian yang diungkapkan dalam konferensi pers pada Rabu (31/1).
Iris menjelaskan bahwa perbandingan jumlah penderita autoimun antara pria dan wanita bisa mencapai 8:1. Hormon estrogen, yang lebih dominan pada wanita, menjadi salah satu pemicu utama. Kestabilan hormonal yang rentan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk suasana hati yang mudah berubah.
Selain itu, perbedaan jumlah kromosom X pada wanita (dua kromosom X) dan pada pria (satu kromosom X dan satu Y) juga menjadi faktor penentu. Wanita dengan dua kromosom X memiliki risiko lebih tinggi terkena autoimun jika salah satu kromosom mengalami cacat genetik.
Iris menyoroti situasi hamil sebagai momen di mana hormon wanita menjadi lebih tidak stabil, yang dapat memicu gejala autoimun, terutama pada individu yang memiliki kecenderungan genetik terhadap penyakit tersebut.
Autoimun sendiri merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat, salah mengidentifikasi sel atau organ tubuh sebagai benda asing yang perlu diserang. Gejala autoimun dapat muncul di berbagai bagian tubuh, seperti kulit, tulang, atau organ lainnya.