Jakarta, KabarBerita.id — Pertandingan Piala Asia 2023 antara tim nasional Jepang dan Indonesia memicu perbincangan. Namun, untuk memahami dominasi Jepang di Asia, kita perlu melihat sejarah dan faktor-faktor yang membentuk peran kunci mereka.
Pertama-tama, Jepang pernah memiliki ambisi menguasai Asia pada dekade 1930-1940 an, yang terwujud melalui invasi ke sejumlah negara seperti Korea, China, dan Indonesia. Faktor ekonomi, perlindungan perdagangan, serta embargo AS menjadi pemicu utama tindakan ekspansi ini.
Sejak Restorasi Meiji, Jepang melepaskan cengkeraman Barat dan melalui modernisasi serta westernisasi, mereka tumbuh menjadi kekuatan terkuat di Asia Timur. Keputusan untuk meniru kekuatan barat yang menjajah sebagian besar negara non-Barat pada abad ke-18 hingga ke-19 membawa Jepang menjadi kekaisaran di Asia Timur.
Langkah-langkah ekspansi Jepang melibatkan mencaplok Formosa (Taiwan), Korea, Kepulauan Caroline, Mariana, dan menginvasi China. Meskipun menghadapi kendala di China, seperti logistik buruk dan kegagalan operasional, Jepang terus mencari sumber daya ekonomi di Asia Tenggara.
Acuan pada faksi “Serang Selatan” (Nanshin-ron) membawa Jepang untuk menargetkan wilayah jajahan Eropa dan Amerika di Asia Tenggara. Fokus utama adalah Hindia Belanda, Malaysia, Burma, Indochina Prancis, dan Filipina, yang menyimpan bahan baku penting seperti karet, timah, kobalt, minyak, dan bahan makanan.
Akuisisi Indochina Perancis memberikan Jepang pangkalan operasi strategis untuk menyerang Hindia Belanda, Malaysia, dan Thailand. Selain itu, praktik perdagangan yang kejam, pengembangan sumber daya di koloni, dan upaya meniru pola ekonomi yang merugikan Inggris dan Eropa juga menjadi faktor kunci dalam dominasi ekonomi Jepang di Asia.
Melalui sejarah ini, kita dapat memahami bahwa faktor ekonomi, politik dalam negeri, ideologi, serta keputusan strategis memainkan peran sentral dalam menjelaskan mengapa Jepang berhasil menguasai Asia pada periode tertentu.