Jakarta, KabarBerita.id — Pada Selasa (16/1), mediasi antara kelompok Hamas dan Israel menghasilkan kesepakatan yang melibatkan pengiriman obat-obatan kepada para sandera di Jalur Gaza serta bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Kesepakatan ini diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Qatar, yang menjadi tuan rumah kantor politik Hamas.
Menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar, “Israel dan Hamas sepakat untuk mengirimkan obat-obatan dan bantuan kemanusiaan lainnya kepada warga sipil di Gaza. Ini sebagai imbalan untuk memberikan obat-obatan yang dibutuhkan oleh warga Israel yang menjadi tawanan di Gaza.”
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengkonfirmasi kesepakatan tersebut, menyatakan bahwa obat-obatan akan diteruskan oleh perwakilan Qatar di Jalur Gaza ke tujuan akhir mereka.
Krisis dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengakibatkan kematian sekitar 1.140 orang di Israel. Para militan Hamas membawa 250 sandera ke Gaza, dengan 132 di antaranya masih berada di sana. Setidaknya 27 di antaranya diyakini telah tewas.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sejak 7 Oktober, lebih dari 24.285 warga Palestina, di mana lebih dari 70 persen adalah perempuan dan anak-anak, tewas akibat pemboman dan serangan darat Israel.
Pengiriman obat-obatan dan bantuan akan dilakukan melalui Doha ke kota Al-Arish di Mesir, menggunakan dua pesawat Angkatan Bersenjata Qatar, sebagai persiapan untuk transportasi ke Gaza. Meskipun rincian logistik pengiriman masih dalam pembicaraan, kesepakatan ini diharapkan memberikan bantuan mendesak kepada warga sipil yang terdampak konflik.