Jakarta, KabarBerita.id — Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengklaim rakyat Palestina yang akan memerintah di Jalur Gaza setelah perang berakhir.
“Warga Palestina tinggal di Gaza dan oleh karena itu rakyat Palestina akan memerintahnya di masa depan. Pemerintahan Gaza di masa depan harus tumbuh dari Jalur Gaza,” kata Gallant pada konferensi pers, Senin (15/1), dikutip dari AFP.
“Pada akhir perang tidak akan ada ancaman militer dari Gaza. Hamas tidak akan mampu memerintah dan berfungsi sebagai kekuatan militer di Jalur Gaza,” ujarnya menambahkan.
Gallant mengatakan pemerintahan masa depan akan menjadi “alternatif sipil”, namun bersikeras bahwa pasukan Israel akan memiliki “kebebasan beroperasi” dengan tujuan melindungi warga Israel.
Di sisi lain, Gallant menyebu fase intensif perang Israel dengan militan Hamas di Gaza selatan akan segera berakhir. Tentara Zionis itu telah meningkatkan operasi militer dan pemboman di kota selatan Khan Yunis dan Rafah dalam beberapa pekan terakhir.
“Kami memperjelas bahwa tahap manuver intensif akan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan,” katanya.
“Di Gaza selatan kita akan mencapai pencapaian ini dan itu akan segera berakhir, dan di kedua tempat tersebut, akan tiba saatnya kita akan melangkah ke fase berikutnya,” ujar Gallant, tanpa menentukan jangka waktu.
Agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, sudah memasuki 100 hari sejak meletus 7 Oktober lalu. Ini menandai konflik terpanjang, paling berdarah, dan paling merusak antara kedua wilayah.
Serangan bertubi-tubi Israel ini membuat sebagian besar warga Palestina mengungsi dan kehilangan tempat tinggal. Mereka juga dilanda kelaparan dan tak bisa mendapatkan akses kesehatan lantaran rumah sakit di daerah kantong itu menjadi target serangan pasukan Zionis.
Korban tewas agresi Israel di Gaza tembus 24.100 ribu jiwa per Senin (15/1). Sementara korban luka-luka mencapai 60.834 orang. Jumlah korban tewas ini sudah melebihi satu persen dari total populasi 2,3 juta Gaza sebelum agresi.