Jakarta, KabarBerita.id — Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia telah menyiapkan rencana kontingensi untuk melindungi warga negara Indonesia (WNI) setelah Amerika Serikat dan Inggris melakukan serangan terhadap Yaman. Rencana ini diumumkan melalui rilis resmi oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Judha Nugraha, pada Jumat (12/1).
Judha menyatakan bahwa KBRI Muscat telah menyiapkan rencana kontingensi menghadapi potensi eskalasi lebih lanjut di wilayah Yaman. KBRI Muscat, yang meliputi Yaman, sebelumnya telah memberikan imbauan kepada WNI di Wilayah Sanaa pada awal November untuk meningkatkan kewaspadaan.
“WNI diharapkan untuk sementara waktu dapat berpindah ke Yaman selatan yang lebih aman,” kata Judha.
Dalam rilisnya, Judha juga mengonfirmasi bahwa hingga saat ini, tidak ada laporan WNI yang menjadi korban dalam serangan tersebut. Terdapat 47 WNI yang berdomisili di wilayah yang mendapat serangan, dengan 15 orang di Sanaa, 19 orang di Hudaidah, dan 13 orang di Dhammar.
Data Kemlu mencatat bahwa sekitar 4.866 WNI tinggal di Yaman, sebagian besar di antaranya adalah mahasiswa di Wilayah Tarim Hadhramaut. KBRI Muscat terus memantau perkembangan situasi dan kondisi WNI di Yaman.
Yaman menjadi pusat perhatian setelah serangan AS dan Inggris menyusul penembakan rudal dan drone oleh Houthi ke kapal perang AS di Laut Merah. Serangan negara Barat mencakup situs penting seperti Pangkalan Udara Al Dailami, bandara, dan markas militer di beberapa lokasi.
Dalam konteks ini, KBRI Muscat berkomitmen untuk melindungi dan memantau WNI di Yaman, sambil terus mengkaji rencana kontingensi untuk menghadapi perkembangan situasi di masa mendatang.