Jakarta, KabarBerita.id — Juru bicara UNICEF, James Elder, dengan penuh kemarahan menyampaikan kekesalannya terhadap situasi krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina, yang disebabkan oleh serangan militer Israel. Elder, yang baru-baru ini mengunjungi Gaza, menggambarkan wilayah tersebut sebagai tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak.
Dalam konferensi pers setelah dua minggu berada di Gaza, Elder menyatakan kekecewaannya terhadap para pemimpin yang tampak mengabaikan penderitaan satu juta anak di Gaza. Dia merincikan kasus-kasus anak-anak yang mengalami amputasi dan kemudian tewas di rumah sakit saat terjadi serangan oleh militer Israel.
Elder mengungkapkan kemarahannya atas terus-menerusnya agresi Israel di Jalur Gaza, termasuk serangan terhadap rumah sakit Nasser di Khan Younis, yang diakui sebagai fasilitas terbesar yang masih beroperasi di kawasan tersebut. Serangan ini tidak hanya menyasar anak-anak yang terluka, tetapi juga ratusan perempuan dan anak-anak yang mencari perlindungan.
Sambil mengecam serangan mendadak Hamas di Israel selatan pada Oktober lalu, Elder mencatat tingginya korban jiwa, terutama perempuan dan anak-anak, akibat serangan balasan Israel. Dengan nada kecewa, dia menyampaikan kemarahannya atas meningkatnya kebiadaban di tengah suasana Natal dan menyesalkan bahwa kematian ribuan anak di Gaza terabaikan dan hanya dianggap sebagai statistik.
“Saya sangat marah karena kemunafikan menghancurkan empati,” ucap Elder, mencerminkan rasa kesal terhadap situasi tragis tersebut. “Saya marah pada diri sendiri karena tidak mampu berbuat lebih banyak,” tambahnya, menyiratkan perasaan tanpa daya dalam menghadapi krisis kemanusiaan di Gaza.