Jakarta, KabarBerita.id — Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengkritisi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) alami keterlambatan dalam satu dekade terakhir.
Anie berkaca keterlambatan itu tercermin dari timpangnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Pulau Jawa dan Sumatera lebih maju dibanding daerah lainnya.
“Tadi dipaparkan, kita selama satu dekade ini ada keterlambatan dalam peningkatan kualitas SDM kita. Bagaimana IPM di Jawa dan Sumatera itu satu dekade lebih cepat daripada di kawasan yang lain,” kata Anies usai menghadiri Rakernas LDII di kawasan Lubang Buaya Jakarta Timur, Kamis (9/11).
Dalam paparannya, Anies menjelaskan IPM di Sumatra dan Jawa naik dari 69,83 di 2013 menjadi 74,19 pada 2022. Sementara IPM di Indonesia kawasan Timur baru menyentuh 69,47 di tahun 2022.
“Artinya telatnya berapa? 1 dekade. Kalau kita biarkan terus ini tidak ada keseriusan maka ketimpangan itu akan menjadi makin meluas,” kata dia.
Anies lantas mencetuskan pembangunan kualitas manusia akan dibereskannya secara teritorial. Ia pun yakin cara tersebut akan membuat pemerataan kualitas manusia Indonesia ke depannya.
Tak hanya itu, Anies juga lebih suka menggunakan istilah ‘kualitas manusia’ daripada ‘sumber daya manusia’ atau SDM. Istilah SDM, lanjutnya, sekadar menempatkan manusia sebagai faktor produksi dan sumber daya.
“Sementara kita semua sedunia sudah mulai berpandangan pembangunan kualitas manusia, bukan pembangunan sumber daya manusia. Sehingga konteksnya lebih luas,” kata dia.