Jakarta, KabarBerita.id — Belakangan istilah sunat jin makin ramai dibicarakan orang, terutama oleh masyarakat di daerah pedesaan dan daerah pinggiran kota.
Bahkan, dokter spesialis urologi di Rumah Sakit Umum Daerah Soegiri Lamongan, Budi Himawan menyebut dalam satu bulan kasus sunat jin di daerah Lamongan bisa terjadi hingga dua kali.
“Sebulan itu bisa sampai dua kali. Bahkan ada yang sampai bikin kenduri (hajatan atau pesta),” kata Budi dalam media briefing yang digelar IDI tentang fenomena sunat jin, Senin (25/9).
Fenomena sunat jin yang belakangan berkembang di masyarakat sebenarnya hanya mitos belaka. Budi menjelaskan tak ada sama sekali manusia yang benar-benar disunat oleh jin.
Menurut dia, sunat jin ini justru merupakan kondisi darurat medis pada penis anak yang dikenal dengan nama parafimosis.
“Tidak ada sunat jin. Yang benar itu adalah kondisi parafimosis saat kulup penisnya tertarik sampai ke belakang,” kata dia.
Parafimosis bukan disunat oleh jin
Ketika seorang anak pulang ke rumah dan mendapati kulup penisnya menghilang seperti habis disunat, para orang tua yang tidak paham betul soal kondisi medis biasanya akan menangis kegirangan.
Mereka mengira anaknya sebagai salah satu anak terpilih yang disunat oleh jin Islam di hutan. Jin ini dianggap senang memilih anak baik untuk disunat agar tidak perlu merasakan sakit saat proses sunat medis dilakukan.
Nyatanya, sunat jin ini sebenarnya tidak ada. Menurut Budi, sunat jin adalah kondisi medis yang dikenal dengan nama parafimosis.
“Parafimosis itu adalah keadaan medis, kelainan akibat manipulasi preputium penis atau kita kenal dengan sebutan kulup yang tertarik ke arah atas batang, sehingga dia melingkar di bagian atas batang. Membuka bagian kepala penis seolah telah disunat,” katanya.
Sekilas memang terlihat tidak berbahaya. Padahal ini termasuk kondisi darurat medis yang harus segera ditangani.
“Jangan salah paham. Ini bukan hasil sunat jin, ini bahaya. Penis bisa bengkak kalau dibiarkan terluka dan menyebabkan kepala bagian penis rusak bahkan bisa putus,” kata dia.
Penis memang akan tampak tidak kenapa-kenapa di awal kejadian. Mungkin kata Budi bisa bertahan 5-7 jam. Setelah 12 jam penis mulai terasa sakit lalu bengkak.
Pada kondisi ini, orang tua harus segera membawa anak mereka ke unit gawat darurat untuk mendapat perawatan dan tindakan. Jika tidak, bagian kepala penis bisa menghitam, muncul luka hingga lepas dari pangkal.
“Istilahnya si ujung penis ini bisa termutilasi sendiri. Karena dia sebenarnya kan terikat paksa oleh kulup yang terbuka itu,” katanya.
Lantas apa yang harus dilakukan?
Jika penis mengalami kondisi ini tentunya orang tua tidak boleh merasa senang dan malah menggelar kenduri. Hal yang harus dilakukan langsung membawa anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan.
Biasanya dokter akan langsung mengambil tindakan sunat dan mengambil kulup yang berpindah tempat tersebut. Namun, jika orang tua menolak dilakukan sunat karena keyakinan tertentu maka akan dilakukan tindakan mengembalikan penis ke kondisi semula.
“Tapi hanya mengembalikan kulit ke tempat awal tidak menutup kemungkinan hal sama bisa terulang. Penanganan paling benar yang kita tawarkan tentunya dengan cara sunat,” kata dia.