Makassar, KabarBerita.id — Pasangan bacapres dan bacawapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Gus Imin) berziarah ke Makam Pangeran Diponegoro di Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Minggu (24/9). Kedua tokoh itu disambut juru kunci sekaligus generasi kelima Pangeran Diponegoro, Raden Hamzah Diponegoro.
Anies menjelaskan alasannya bersama Gus Imin berziarah ke Makam Pangeran Diponegoro. Menurutnya, jejak langkah dan perjuangan Pangerang Diponegoro mengandung inspirasi bagi seluruh anak bangsa. “Pangeran Diponegoro ini adalah inspirasi perjuangan yang ketika beliau bergerak bukan hanya mengerakan pasukannya, tapi seluruh rakyat tanah Jawa pada waktu itu memilih menjadi bagian dari gerakan perlawanan,” ujar Anies.
Gubernur DKI periode 2017-2022 itu menyebut Pangeran Diponegoro adalah pejuang keadilan. Dia selalu berada di depan dalam membela hak rakyat yang terpinggirkan. Terutama soal pajak dan berbagai penindasan terhadap rakyat kecil. “Kami merasa bersyukur bisa berziarah ke sini. Dalam sejarah Indonesia dijelaskan bahwa akibat pemberontakan Pangeran Diponegoro, Belanda menjadi bangkrut dan akibat bangkrut muncul politik tanam paksa,” jelas Anies.
Akibat politik tanam paksa, lanjut Anies, kemudian muncul politik etis untuk membayar balik atas penindasan kejam yang dilakukan Belanda. Politik etis itulah yang menghasilkan anak-anak muda Indonesia yang terdidik. “Lewat pendidikan itulah muncul gerakan politik modern yang berujung pada kemerdekaan. Jadi kemerdekaan dulunya adalah Perang Jawa, Perang Diponegoro yang kita rasakan semua dampaknya sampai dengan sekarang. Jadi kami memberikan rasa hormat dan mudah-mudahan jadi inspirasi buat perjuangan,” papar Anies.
Anies lantas merespons wacana salah satu bacapres yang akan memindahkan Makam Pangeran Diponegoro ke Yogyakarta. Menurut Anies, sebaiknya lokasi makam tersebut tetap di tempatnya saat ini karena Makassar memiliki nilai hostoris pada diri Pangeran Diponegoro. “Tempatnya di sini (Makassar) dan ini bagian dari sejarahnya. Memang Pangeran Diponegoro berujung wafatnya di Makassar, maka biarkan itu menjadi bagian dari sejarahnya. Memang tepat makamnya di sini,” kata Anies.
Anies sendiri pernah menerima Pusaka Tongkat Cakra Pangeran Diponegoro dari Pemerintah Belanda saat dirinya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) beberapa tahun lalu. Penyerahan itu bersifat rahasia karena banyaknya kolektor yang memburu tongkat tersebut untuk disimpan secara pribadi. Momen itulah untuk kali pertama Anies melihat pusaka Pangeran Diponegoro secara langsung karena sebelumnya hanya melihat lewat foto dan gambar saja.