Jakarta, KabarBerita.id — Mantan pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer menyatakan keputusan membawa kembali Cristiano Ronaldo ke Old Trafford adalah sebuah kesalahan.
Ronaldo membuat kejutan besar ketika kembali ke MU pada 2021. Sejak hengkang pada 2009, Ronaldo seringkali dirindukan oleh suporter MU, terlebih bila melihat penampilan impresif Ronaldo bersama Real Madrid.
Solskjaer mengakui bahwa ia tak bisa melewatkan begitu saja kesempatan untuk mendapatkan kembali Ronaldo. Namun ia menyebut keputusan itu justru jadi sebuah langkah yang salah.
“Itu adalah keputusan yang sangat sulit untuk ditolak dan saya merasa bahwa saya harus mengambilnya. Namun ternyata itu berubah jadi keputusan yang salah,” kata Solskjaer dalam wawancara dengan The Athletic, dikutip dari Team Talk.
Solskjaer mengakui bahwa penampilan pertama Ronaldo di MU sangat meyakinkan. Hal itu sempat membuatnya percaya diri bahwa keputusannya sangat tepat.
“Saya merasa keputusan tersebut sangat tepat ketika ia menandatangani kontrak dan suporter pun merasakan hal itu dalam laga lawan Newcastle ketika Old Trafford benar-benar bergemuruh,” ucap Solskjaer.
Kehadiran kembali Ronaldo ke MU memang penuh liku. Ronaldo awalnya terlihat bakal bertahan di Juventus bahkan sempat bermain di pekan pertama Liga Italia musim itu. Namun kemudian muncul spekulasi bahwa CR7 bakal ke Manchester City.
Kabar mengejutkan itu turut membuat kubu MU heboh. Sir Alex Ferguson dan Rio Ferdinand bahkan ikut turun tangan untuk menggagalkan transfer tersebut. Alhasil MU berhasil menikung Man City dan mendapatkan Ronaldo kembali.
Masalahnya start bagus dalam duel lawan Newcastle tak berlanjut ke laga-laga berikutnya. MU menjelma jadi tim yang inkosisten. Hal itu kemudian berpengaruh pada posisi Solskjaer yang akhirnya tak lagi jadi pelatih MU beberapa bulan setelah musim 2021/2022 berjalan.
Walaupun tidak spesifik menunjuk Ronaldo, Solskjaer mengakui bahwa tim bertabur bintang seperti MU bakal menemui kesulitan tiap kali perjalanan yang mereka rintis tidak berjalan lancar.
“Ketika pelatih memiliki sebuah tim, dia butuh semua pemain di dalamnya menarik ke arah yang sama.”
“Ketika hal tidak berjalan lancar, saya mulai bisa melihat sejumlah pemain dan ego mereka yang keluar,” tutur Solskjaer.