Jakarta, KabarBerita.id — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya reformasi di kementerian yang dipimpinnya sebagai wujud respons perubahan kondisi perekonomian di Indonesia dan dunia.
Sri Mulyani dalam Seminar Hari Oeang di kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (25/10), menjelaskan salah satu perubahan yang paling mendapat perhatian saat ini adalah yang terjadi di bidang teknologi.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan perubahan teknologi yang begitu cepat menyebabkan perubahan fundamental di perekonomian, mulai dari cara bertransaksi sampai gaya hidup masyarakat.
“Perubahan akibat teknologi itu terjadi tidak bertahap namun begitu cepat. Kebijakan pemerintah akan ‘kaget’ dengan perubahan itu,” kata dia.
Perubahan secara global tersebut, kata Sri, juga sampai kepada masalah bagaimana menciptakan keadilan bagi mereka yang terancam akibat perubahan tersebut.
“Konteks teknologi, globalisasi, dan arus manusia itu imbasnya pada pertumbuhan ekonomi kena ke kita karena ekonomi yang terbuka. Pemerintah akan berusaha mengelola implikasinya ekonomi makro hingga ke hal-hal fundamental seperti pengurangan kemiskinan dan kesenjangan,” ucap dia.
Untuk melaksanakan hal itu, Kementerian Keuangan terus berinovasi dengan APBN sebagai instrumen fiskal yang mempunyai fungsi alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
Sri Mulyani menjelaskan APBN sebagai instrumen fiskal harus sehat dan kredibel agar dapat melakukan tiga fungsi tersebut.
“Kalau tidak maka tidak bisa menjadi bagian dari solusi. Dia menjadi bagian dari masalah. Tema untuk mengelola APBN sehat dan kredibel merupakan tema yang akan terus menerus dibahas. Untuk mewujudkannya, reformasi di Kementerian Keuangan menjadi keharusan,” kata dia.