DENPASAR, Kabarberita.id – Legislator dari DPRD Bali mengusulkan kepada pemerintah membuat “bilik asmara” dalam upaya menjaga keutuhan rumah tangga warga pengungsi yang berada lebih sebulan di pengungsian sejak PVMBG menetapkan Gunung Agung status level IV (Awas).
“Berdasarkan studi banding baru-baru ini ke Daerah Istimewa Yogyakarta terkait penanganan pengungsi tersebut, pihak BPBD setempat menjelaskan penanganan pengungsi Gunung Merapi waktu itu cukup sigap semuanya, termasuk juga menyediakan ‘bilik asmara’ bagi pasangan keluarga pengungsian,” kata Sekretaris Komisi IV DPRD Bali Nyoman Budi Utama di Denpasar, Rabu.
Budi Utama bersama rombongan DPRD Bali mendapat penjelasan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta, bahwa pihaknya waktu itu juga menyediakan tempat “asmara” bagi pasangan suami-istri pengungsi. Namun tempatnya agak jauh dari kamp pengungsian.
“Petugas BPBD Yogyakarta menjelaskan untuk ‘bilik asmara’ tersebut jaraknya minimal 200 meter dari pengungsian. Hubungan biologis bagi suami-istri sangat penting untuk keutuhan keluarga mereka,” ujarnya.
Menurut Budi Utama, memang kalau lebih dari sebulan, pemerintah atau BPBD untuk memikirkan membuatkan tempat khusus “bilik asmara” bagi para pengungsi Gunung Agung.
Namun demikian, kata dia, jika membuat ‘bilik asmara’ harus dipikirkan juga jaraknya, sehingga tidak sampai mengganggu para pengungsi lainnya.
“Keberadaan jarak ‘bilik asmara’ harus juga dipikirkan agar tidak sampai mengganggu pengungsi lainnya. Minimal jaraknya 200 meter dari tempat pengungsian selama ini,” ucapnya.
Langkah tersebut untuk menyediakan “bilik asmara” sudah dilakukan, salah satunya lokasi pengungsian di wilayah Kabupaten Tabanan. Bagi warga pengungsi di wilayah Kecamatan Marga Tabanan. Jika suami-istri ingin memanfaatkan ruang tersebut harus melapor terlebih dahulu kepada petugas setempat, sehingga bisa dijadwal secara bergantian.