Jakarta, KabarBerita.id — Obesitas sering dihubungkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan reproduksi atau kesuburan.
Kesuburan yang terganggu dapat menurunkan peluang seseorang untuk memiliki keturunan. Pada perempuan, gangguan kesuburan menyebabkan tidak berovulasi dan sel telur sulit dibuahi.
Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi reproduksi RSPI Aida Riyanti.
“Obesitas pada wanita itu bisa mengakibatkan gangguan pematangan telur, terutama pasien PCOS (sindrom polikistik ovarium), pasien yang telurnya banyak, dia enggak ovulasi,” kata Aida dalam acara jumpa pers di kawasan Senopati, Jakarta Selatan, Senin (26/6).
Aida kemudian memaparkan sejumlah pola hidup yang harus diterapkan pada perempuan yang sedang menjalankan program hamil.
Menurutnya perempuan yang sedang mencoba hamil perlu menjalani pola makan seimbang, menjaga berat badan ideal, mengelola stres dengan baik, olahraga teratur, dan beristirahat cukup.
Tak ada menu khusus untuk program hamil. Namun, Aida mengingatkan akan keseimbangan.
Namun, pembatasan asupan karbohidrat tetap berlaku bagi orang dengan gangguan seperti PCOS atau pasien dengan indeks massa tubuh (BMI) tidak ideal.
Meski tak ada daftar makanan khusus yang harus dikonsumsi, namun ada makanan yang perlu dihindari. Deret makanan ini, sebut Aida, dapat berbahaya bagi kesehatan reproduksi perempuan.
“Makanan yang perlu dihindari termasuk makanan yang mengandung banyak radikal bebas seperti gluten, junk food, processed food,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa ibu yang sedang program hamil perlu menjaga berat badan ideal dengan angka BMI yang normal. Baik kelebihan atau kekurangan berat badan sama-sama dapat mengganggu proses ovulasi.
“Overweight maupun underweight itu dua-duanya enggak bagus. Jadi overweight dan underweight sama-sama bisa menimbulkan gangguan pematangan telur dan gangguan ovulasi, sehingga tentunya bisa menjadi gangguan kesuburan,” jelas Aida.