Jakarta, KabarBerita.id — Amerika Serikat (AS) dikabarkan bakal memberi bantuan baru kepada Ukraina berupa senjata untuk melawan Rusia. Senjata yang dimaksud berupa cluster munitions.
Senjata tersebut sudah dilarang dipakai di lebih dari 100 negara di dunia. Namun, baik Ukraina dan Rusia sebenarnya sudah memakai itu sejak perang berkecamuk.
Amerika berencana memberi cluster munitions guna melakukan serangan balasan terhadap militer Rusia.
Pemberian cluster munitions pun berkaitan dengan kondisi medan perang dalam dua pekan terakhir. Para pejabat militer AS merasa perlu ada senjata baru untuk Ukraina.
Juru Bicara Pertahanan AS Pat Ryder belum mau mengonfirmasi kabar tersebut meski sudah diberitakan sejumlah media internasional. Dia menolak berkomentar.
Cluster munitions merupakan senjata yang menyebarkan bom, misil, atau roket di area yang luas. Bisa mengenai banyak target termasuk warga sipil yang berada dekat lokasi ledakan.
Cluster munitions bisa dilontarkan oleh artileri atau diluncurkan pesawat, lalu meledak di udara atau sebelum jatuh ke tanah.
Pertama kali digunakan saat Perang Dunia II. Dalam sejarah penggunaannya, tak sedikit warga sipil yang tercatat menjadi korban.
Senjata tersebut pernah dipakai di Rusia, Timur Tengah hingga Asia Tenggara saat terjadi perang.
Sejak Perang Dunia II hingga saat ini, terhitung 56,500 hingga 86,500 warga sipil tewas akibat terkena cluster munitions.
Pada tahun 2008, lebih dari 100 negara menandatangani konvensi cluster munitions. Mereka berjanji tidak akan menggunakannya. AS, Rusia dan Ukraina tidak ikut dalam konvensi tersebut.
Baik militer Ukraina maupun Rusia sudah memakai senjata jenis tersebut sejak perang meletus. Ukraina memakai cluster munitions buatan Turki.