Apa Itu Syok Septik? Seperti yang Dialami Pria Obesitas Fajri Sebelum Meninggal

Jakarta, KabarBerita.id — Fajri, pemuda obesitas berusia 26 tahun asal Tangerang, Banten dilaporkan meninggal dunia. Fajri sebelumnya sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti. Fajri meninggal dunia pada Kamis (22/6) pukul 01.25 WIB dini hari.

Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Fajri juga dilaporkan mengalami syok septik akibat infeksi dari kakinya. Apa itu syok septik?

Mengutip Healthline, sepsis sendiri merupakan bentuk reaksi ekstrem tubuh terhadap infeksi. Reaksi ini menyebabkan perubahan drastis pada tubuh dan berpotensi mengancam jiwa.

Ada tiga tahap sepsis yang dikenal dalam dunia medis. Syok septik merupakan kondisi paling akhir dan fatal.

Pada tahap sepsis, infeksi mencapai aliran darah dan menyebabkan peradangan di tubuh. Jika tak tertangani, pasien akan mengalami sepsis berat yang dapat memengaruhi fungsi organ.

Yang terakhir adalah syok septik sebagaimana yang dialami pria obesitas berbobot 300 kilogram, Fajri sebelum meninggal dunia. Kondisi ini ditandai dengan penurunan tekanan darah yang signifikan dan dapat memicu gagal napas, gagal jantung, stroke, disfungsi organ, hingga kematian.

Sepsis sendiri merupakan kondisi darurat medis. Semakin dini sepsis didiagnosis, maka semakin tinggi angka keselamatan pasien.

Gejala syok septik

Pada fase awal, gejala sepsis kerap dianggap sama dengan kondisi lainnya seperti flu atau demam.

Jika seseorang mengalami infeksi yang tak membaik, maka kemungkinan ia mengalami sepsis. Berikut beberapa gejala sepsis yang perlu diperhatikan antara lain demam tinggi dan menggigil, nyeri tubuh yang intens, detak jantung cepat, napas cepat, ruam.

Perlu diketahui, perkembangan dari sepsis tahap awal menjadi sepsis berat dan syok bisa terjadi dengan cepat. Begitu kondisi beralih, risiko kematian akan meningkat. Berikut beberapa gejala sepsis berat dan syok septik yang hampir mirip seperti jumlah urine yang menurun signifikan, kebingungan akut, pusing, masalah pernapasan yang parah dan warna kebiruan pada jari atau bibir.

Sepsis sendiri umumnya terjadi akibat infeksi bakteri, jamur, atau virus. Infeksi ini juga bisa muncul saat seseorang tengah menjalani perawatan untuk kondisi medis yang lain.

Riwayat menjalani prosedur operasi dan dirawat di rumah sakit dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko syok septik. Begitu pula pada orang dengan diabetes dan mereka yang mengonsumsi obat imunosupresan.

Tinggalkan Balasan