Jakarta, KabarBerita.id — Seorang jurnalis Prancis, Arman Soldin, yang bekerja untuk kantor berita Agence France-Presse (AFP) tewas di Ukraina dalam serangan roket Rusia di dekat kota timur Bakhmut, yang dilanda pertempuran.
Soldin (32) yang merupakan seorang koordinator video, meninggal pada Senin (8/5), ketika sebuah rudal Grad mendarat di dekat tempat dia berbaring. Soldin sendiri kala itu tengah bersama tentara Ukraina di kota Chasiv Yar, enam mil (10 km) dari Bakhmut, tempat pertempuran berkecamuk selama berbulan-bulan.
Rekan-rekannya bersama dia saat serangan itu terjadi. Anggota tim lainnya tidak terluka. “Seluruh agensi sangat terpukul dengan kepergian Arman,” kata Ketua AFP Fabrice Fries.
“Kematiannya adalah pengingat yang mengerikan akan risiko dan bahaya yang dihadapi oleh jurnalis setiap hari yang meliput konflik di Ukraina,” tambahnya.
Menurut kelompok Reporters Without Borders, sedikitnya 11 jurnalis, fixer (mitra lokal yang membantu jurnalis asing), dan pengemudi organisasi media, tewas saat meliput perang di Ukraina.
Pekan lalu seorang fixer Ukraina, Bogdan Bitik, ditembak mati di selatan kota Kherson dan seorang koresponden Italia Corrado Zunino ikut terluka.
Penembak jitu Rusia menembaki Bitik dan Zunino setelah melihat mereka di sebelah Jembatan Antonivskyi antara tepi Sungai Dnipro yang dikuasai Ukraina dan diduduki Rusia.
Teman-teman seprofesi memberikan penghormatan kepada Soldin, menggambarkannya sebagai “reporter yang fantastis”.
“Berita buruk. Anda benar-benar dapat mengatakan bahwa Arman mempertaruhkan nyawanya untuk menceritakan kisah itu,” cuit mantan koresponden Guardian di Kiev, Isobel Koshiw.
“Dia tampaknya hampir selalu berada di garis depan dan merupakan salah satu dari sedikit orang yang memilih meliput di timur selama beberapa bulan terakhir,” tambahnya.